TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini kita dikejutkan dengan kemunculan Norman Kamaru, mantan anggota Brimob yang sempat terkenal lewat lagu Caiya-Caiya pada tahun 2011. (Baca: Norman Kamaru Daftar Wakil Walikota Gorontalo)
Lama tak terdengar kabarnya, Norman kini banting setir dan merintis usaha menjual bubur Manado di kawasan Jakarta. Norman kini bergantung pada bubur Manado-nya untuk menanggung hidup istri yang diboyongnya ke Jakarta.
Bukan hanya Norman, Indonesia memiliki banyak artis yang kini tak terdengar lagi kabar beritanya. Misalnya, bintang yang lahir dari ajang pencarian bakat lewat media televisi.
Ajang pencarian bakat dimotori oleh suksesnya ajang Akademi Fantasi Indosiar (AFI) tahun 2000-an. Ini bukanlah hal baru. Indonesia telah lama mengenal ajang serupa melalui ajang pencarian bakat lewat radio, sebut saja Bintang Radio yang muncul pada tahun 1951.
Televisi lalu menyajikannya dalam kemasan dengan bumbu drama yang dibuat semacam reality show, seperti yang dilakukan AFI. Seketika AFI melejit, para finalisnya mendadak terkenal. Penonton dengan mudah menerima bintang muda yang berbakat, seperti Very, Tia, dan Bojes.
Ajang pencarian bakat semakin digandrungi saat Indonesian Idol muncul. (Baca: Sarah Idol Diserang Unsur Wow Ahmad Dhani.) Ajang ini membawa konsep baru. Dari ajang ini, muncullah Judika, Ikhsan, dan Mike Mohede.
Mereka lalu menjadi bintang baru Indonesia. Namun kenyataannya tidak semua dari mereka mampu mempertahankan eksistensinya. Bahkan banyak di antara mereka yang hilang dari sorotan media.
Apa kabarnya Very Afandy, juara Akademi Fantasi Indosiar sesi pertama. Apa kabar Tia, juara AFI 2 yang dikenal dengan suaranya yang melengking. Apa kabar Joy Tobing, juara Idol sesi pertama.
Pengamat musik Denny Sakrie menilai ajang pencarian bakat yang ada di Indonesia sebenarnya merupakan pintu gerbang untuk memasuki dunia musik yang sesungguhnya. Namun sayang, banyak di antara finalis yang tidak memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Biasanya penyelenggara acara akan memberikan kontrak kepada para pemenang. Mereka dilarang untuk menerima kontrak dari manajemen lain. Selesai kontrak, barulah mereka dilepaskan. Namun sayang, setelah kontraknya selesai, mereka tidak tahu lagi mau ke mana," Denny menjelaskan kepada Tempo, Kamis, 18 September 2014. (Baca: Pengamat: Ahmad Dhani Permalukan Indonesia)
Denny juga melihat kebanyakan mantan juara maupun finalis pencarian bakat tersebut tidak menjemput bola. "Seharusnya mereka tidak hanya menunggu job. Meski waktu itu mereka populer, persaingan di dunia hiburan itu sangat ketat karena bakat muda akan terus berdatangan," Denny melanjutkan.
Denny menyebut Judika sebagai salah satu bintang jebolan pencarian bakat yang memiliki eksistensi dan konsisten mempertahankan popularitasnya. "Judika lepas kontrak dari Idol. Dia konsisten berkarya dan akhirnya mendapatkan kontrak dari label profesional seperti Republik Cinta."
RINA ATMASARI| HP
Terpopuler
Bandung, Kota Pilihan Tulus untuk Konser Tunggal
Beyonce dan Jay Z Komitmen Berdamai
Institut Prancis Gelar Pameran Gempa dan Tsunami
8 Tahun Vakum, Mayangsari Luncurkan Album Ke-13