TEMPO.CO , Jakarta -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan perayaan Hari Ulang Tahun TNI ke 69 di perairan Surabaya tidak akan mengganggu aktivitas ekonomi di Pelabuhan Tanjung Perak. Alasannya, perairan yang digunakan TNI bukan wilayah laut yang dilintasi kapal-kapal dagang. "Kami menggunakan jalur penyeberangan (pulau Jawa-Madura). Berbeda dengan kapal kargo," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 25 September 2014.
Pelayaran yang terganggu, menurut Manahan, adalah kapal penyeberangan atau kapal ferry di Selat Madura. Penutupan jalur penyeberangan akan berlangsung dua sampai tiga jam. Manahan menghimbau saat jalur penyebaran ditutup, sebaiknya kendaraan yang akan melintasi Selat Madura memanfaatkan Jembatan Suramadu. "Kalau ada yang darurat," ujarnya. (Baca: HUT TNI, Pelabuhan Tanjung Perak Tidak Ditutup)
Manahan mengklaim Angkatan Laut berkoordinasi dengan komunitas pelayaran di Tanjung Perak jauh-jauh hari sebelumnya. Ia menilai perayaan HUT TNI bukan peristiwa dadakan bagi komunitas pelayaran. Sebab penutupan jalur pelayaran di perairan Surabaya bukan sekali dilakukan TNI AL. "Selama ini tidak ada masalah," katanya.
Jalur pelayaran Surabaya-Madura terpaksa ditutup untuk memberikan jalan bagi 35 unit kapal perang TNI AL melintas di Markas Armada Timur, Surabaya. Kegiatan tersebut bagian dari rangkaian perayaan HUT TNI ke 69 di Surabaya. Selain kapal perang, TNI akan menampilkan lebih dari 100 pesawat untuk melintas di langit Markas Armada Timur TNI AL.
Ketua DPC Surabaya Indonesian National Shipowners Association (INSA) Stenvens H. Lesawengen mengatakan perayaan HUT TNI berpotensi mengganggu aktivitas pengiriman dan distribusi barang. Kerugian industri pelayaran ditaksir mencapai Rp 1-2 miliar per hari.
INDRA WIJAYA