Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelayan Keraton Surakarta Minta 'Honor' ke Yogya  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Para abdi dalem membagikan air dari gentong Kyai Mendung kepada warga di Kompleks Makam Raja, kecamatan Imogiri, Bantul, (7/12). Air luapan dari gentong-gentong tersebut dipercaya membawa berkah sesuai kepercayaan budaya Jawa. TEMPO/Suryo Wibowo
Para abdi dalem membagikan air dari gentong Kyai Mendung kepada warga di Kompleks Makam Raja, kecamatan Imogiri, Bantul, (7/12). Air luapan dari gentong-gentong tersebut dipercaya membawa berkah sesuai kepercayaan budaya Jawa. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 80 abdi dalem Keraton Surakarta yang bertugas di Makam Raja-raja Kerajaan Mataram di Kotagede dan Imogiri, Kabupaten Bantul, berharap memperoleh dana keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Lantaran para abdi dalem itu adalah warga DIY, meskipun mengabdi di Keraton Surakarta.

"Kami kan warga DIY juga. Lahir di DIY. Dana keistimewaan kan untuk kesejahteraan warga DIY. Mengapa enggak dapat?" kata Penghageng Abdi Dalem Juru Kunci Makam Kotagede Raden Tumenggung Pujidipuro, Jumat, 26 September 2014.

Selama ini, dua makam itu dijaga abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Lantaran makam tersebut telah ada sejak zaman Panembahan Senopati yang kemudian Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja pertama Kerajaan Mataram. Jumlah abdi dalem Keraton Surakarta di Makam Kotagede 20 orang dan di Makam Imogiri sebanyak 60 orang.

Pujidipiro menambahkan, honor yang mereka terima dari Keraton Surakarta sebanyak Rp 10 ribu-15 ribu per bulan per orang. Jumlah tersebut ditambah subsidi dari Pemerintah Jawa Tengah sehingga yang diterima Rp 55 ribu per bulan. "Sebelum ada dana keistimewaan, honor abdi dalem Keraton Surakarta lebih tinggi dari Keraton Yogyakarta," kata Pujidipiro yang mempunyai nama asli Slamet.

Awalnya, honor abdi dalem Keraton Yogyakarta hanya Rp 5 ribu-10 ribu per bulan. Setelah mendapat gelontoran dana keistimewaan, honor terendah mencapai Rp 300 ribu per bulan. Honor tersebut ditransfer melalui Bank Pembangunan Daerah DIY saban bulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Gusti Bendara Pangeran Haryo Yudhaningrat mengatakan persoalan honor abdi dalem tersebut harus melalui pembicaraan dengan Keraton Surakarta. "Kalau Keraton Yogya berembug dengan Keraton Surakarta sulit. Nanti mereka tersinggung (kalau abdi dalemnya memperoleh dana keistimewaan)," kata Yudhaningrat.

Apalagi, Yudhaningrat menambahkan, honor abdi dalem Keraton Surakarta sebelumnya lebih tinggi dari abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Sementara itu, Pujidipiro menyatakan telah berkoordinasi dengan Penghageng Abdi Dalem Juru Kunci Makam Imogiri. Ternyata persoalan honor tersebut telah dibicarakan dengan Penghageng Parentah Sasana Wilapa Keraton Surakarta Gusti Raden Ayu Koes Moertiyah. "(Keraton Surakarta) membolehkan. Asalkan Keraton Yogyakarta mempunyai kemauan (untuk memberikan honor dari dana keistimewaan)," kata Pujidipiro. Pekan ini, dia akan meminta surat rekomendasi Moertiyah. Surat tersebut akan diberikan kepada Yudhaningrat.


PITO AGUSTIN RUDIANA

Baca juga :
RUU Pilkada, SBY Minta Dalang Walkout Diusut
'Jangan Ada Pemberlakuan Jilbab untuk Non-Muslim'
Gubernur Riau Annas Maamun Kena Tulah Sumpah
Demokrat Walkout RUU Pilkada, Ruhut: Siapa yang Ngibulin?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

4 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

24 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

44 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

45 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

48 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

52 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah