TEMPO.CO, Surabaya - Penutupan sementara Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) karena HUT TNI ke-69 dan persiapannya mengundang protes dari perusahaan pelayaran maupun pelabuhan luar negeri. Hanya sebagian dari mereka yang bersedia melakukan penjadwalan ulang seperti yang diminta PT Pelindo III cabang Tanjung Perak.
"Tapi ini (HUT TNI di Surabaya), kan, tidak setiap tahun dan untuk kepentingan negara. Jadi harap maklum," kata juru bicara PT Pelindo III Kantor Cabang Tanjung Perak, Dhany Rachmad Agustian, saat dihubungi Tempo, Selasa, 30 September 2014. (Baca juga: HUT TNI, Garuda Tak Terbang Pukul 10.00-14.00 WIB)
Dhany mengakui tak sedikit yang komplain. Permasalahan waktu labuh kapal (dwelling time) menjadi hal pertama yang dihadapi. Biasanya, dwelling time berkisar 2-3 hari. Namun, akibat penutupan sementara Alur Pelayaran Barat Surabaya, butuh hingga empat hari bagi kapal untuk bisa sandar. "Antrean di zona labuh melonjak sampai tiga kali lipat. Butuh waktu 1-2 pekan untuk normalisasi," katanya. (Baca juga: HUT TNI, 11 Halte Busway Ditutup)
Meski begitu, juru bicara PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), M. Solech, menambahkan, aktivitas di dermaganya tetap berlangsung seperti biasa. Pihaknya telah memperhitungkan bahwa penutupan yang berlangsung pada pukul 06.00-12.00 itu tak terlalu berpengaruh. Sebab, pada jam-jam tersebut, mayoritas kapal internasional telah melewati APBS dan dipastikan tengah membongkar muatannya.
Hal berbeda diungkapkan Sekretaris Umum DPC Surabaya Indonesian National Shipowners Association (INSA) Dwi Agus. Kapal internasional memang datang sore atau malam, dan pagi sudah selesai bongkar-muat. "Tapi, karena APBS sejak pukul 06.00 sudah ditutup, kami tetap tertahan, tak bisa langsung melanjutkan perjalanan," katanya. (Lihat pula: Aneka Pesawat yang Bakal Dimiliki TNI Tahun Ini)
Akibatnya, pengusaha terbebani biaya ekstra seperti biaya sandar yang dihitung bergantung pada panjang kapal. Belum lagi pihaknya bakal membayar biaya bahan bakar minyak lebih banyak. Sebab, kapal lebih boros BBM demi mengejar ketertinggalan jadwal di pelabuhan selanjutnya. "Ya, tetap, kerugian kami antara Rp 1-2 miliar per hari," kata Dwi.
Dhany mengatakan pihaknya melakukan beberapa upaya guna mempercepat aktivitas bongkar muat kapal. Yakni dengan mendorong para pengusaha pemilik gudang dan barang agar memberlakukan overtime alias kerja lembur. "Kami minta mereka beraktivitas 24 jam nonstop supaya mengurangi kepadatan," katanya. Buruh bongkar muat pun mendapat sosialisasi serupa.
Jelang HUT TNI ke-69 di Dermaga Ujung Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Oktober mendatang, Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Surabaya, mengeluarkan surat edaran. Surat tersebut berisi permintaan agar kapal-kapal yang melintas menghentikan aktivitasnya di Alur Pelayaran Barat Surabaya pada tanggal 24-25 September 2014 mulai pukul 06.00 hingga 11.00 WIB. Pun pada 29 September, 1, 2, 3, 4, dan 6 Oktober mulai pukul 06.00 hingga selesai.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Terpopuler
Koalisi Merah Putih Targetkan Revisi UU KPK
Nurhayati: Walk-Out Demokrat Inisiatif Saya
Kejutan, Maria Londa Rebut Emas Asian Games
MK Tolak Gugatan Uji Materi UU MD3