TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan mengatakan pemerintah telah menetapkan kuota impor daging sapi untuk Oktober-Desember 2104 sebesar 39.137 ribu ton. Angka itu naik 11 persen dibandingkan triwulan III lalu yang sebesar 34.905,10 ton.
Menurut Partogi, kenaikan kuota itu untuk mengantisipasi lambatnya penerbitan kuota impor awal tahun depan. "Supaya masih ada ketersediaan," kata Partogi di kantornya, Kamis, 2 Oktober 2014. (Baca: Pemerintah Akan Menambah Kuota Impor Daging Sapi)
Adapun persetujuan impor sapi pada triwulan IV ini sebesar 227.050 ekor. Untuk sapi bakalan, Kementerian mengizinkan impor sebesar 196.850 ekor dan sapi siap potong sebanyak 30.200 ekor. Khusus sapi indukan, ada penurunan signifikan dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya, yaitu hanya 200 ekor. Pada triwulan I dan II, setiap sapi indukan yang diimpor sebanyak 2.500 dan 5.000 ekor.
Menurut Partogi, ada beberapa penyebab yang membuat importir mengurangi pasokan sapi indukan dari luar negeri. Pertama, mencari sapi indukan di luar negeri, seperti Australia, tak mudah. Kedua, adanya biaya masuk 5 persen bagi sapi indukan. (Baca: Bersiap, Harga Daging Impor Naik Lagi)
Partogi menambahkan, stok daging sapi impor yang lebih banyak akan mempermudah konsumen, seperti hotel, restoran, dan kafe, dalam memasok daging. "Takutnya mereka mengambil dari pasar-pasar tradisional, berebut dengan masyarakat. Makanya ini ada peningkatan," katanya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI) Thomas Sembiring mengatakan angka 39.137 ton sudah sesuai dengan perhitungan dan permintaan para importir. Namun Thomas memprediksi tetap ada kemungkinan harga jual daging dalam negeri akan naik. Harga beli daging impor sudah semakin tinggi, dari sebelumnya US$ 5,2 menjadi US$ 6,5-6,7 per kilogram. "Kurs dolar juga naik, otomatis ya bea masuknya disesuaikan dengan harga beli," katanya. (Baca: Harga Daging Impor dari Australia Bakal Naik)
PRIO HARI KRISTANT
Terpopuler:
Pejabat Bank Mutiara Jadi Sekper Bank Mandiri
BBM Naik Rp 3000, Pemerintah Hemat Rp 158 Triliun
Chairul Tanjung: Tak Ada Anggaran untuk Lapindo
Ekonom: SBY-Mega Tegang, Program Jokowi Mandek
Kuasai Murphy Corp, Pertamina Belanja Rp 24,3 T