TEMPO.CO, Surabaya - Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara beroperasi secara resmi pada Kamis, 2 Oktober 2014. Terminal megah milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III ini diresmikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Dahlan berdecak kagum melihat kemegahan bangunan berkapasitas 4.000 penumpang dengan fasilitas dua unit garbarata itu. "Wah, ini naik kapal serasa naik pesawat terbang," ujarnya.
Dahlan merasa terhormat dapat meresmikan terminal penumpang pertama yang menggunakan garbarata (belalai gajah) layaknya di bandara tersebut. Menurut dia, kreativitas itu pasti dicatat dalam sejarah perhubungan Indonesia.
Dahlan juga melihat perencanaan materialnya amat baik sehingga memudahkan perawatan, mengingat penumpang kapal umumnya berasal dari kalangan menengah ke bawah. "Semuanya serba stainless, keramik juga lebar-lebar, natte-nya cukup bagus." (Baca berita lainnya: Dahlan Iskan Gagas Pelabuhan Terbesar di Papua)
Dahlan menilai revolusi mental bisa dimulai dari perubahan pelayanan transportasi publik. Ia berkaca dari penumpang bus dan kereta Tiongkok yang dulunya lebih jorok daripada penumpang Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun belakangan, tiba-tiba seluruh sarana angkutan kelas bawah di Tiongkok wajib menggunakan kartu. "Dan itu ternyata bisa. Sebenarnya bukan tidak mungkin memulai kepeloporan dari bawah," ujarnya.
Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto menuturkan Gapura Surya Nusantara dibangun untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah penumpang kapal laut. Dibangun pada 1983, semula terminal penumpang di Tanjung Perak itu hanya berkapasitas 2.500 orang dan luas total 6.800 meter persegi. Kemudian, pengembangannya dilakukan agar terminal berkonsep modern dengan sistem boarding ala bandara. "Biayanya Rp 160 miliar," kata Djarwo.
Gedung terminal juga menggunakan sistem Sewage Treatment Plant (STP) atau sistem yang dapat mendaur ulang air buangan dari gedung menjadi air untuk flushing toilet. Kini, terminal baru tersebut terdiri atas tiga lantai dengan luas 16.120 meter persegi. (Baca juga: 'Tol Laut' Butuh Perusahaan Induk Pelabuhan)
ARTIKA RACHMI FARMITA
Terpopuler
Pejabat Bank Mutiara Jadi Sekper Bank Mandiri
BBM Naik Rp 3000, Pemerintah Hemat Rp 158 Triliun
Ekonom: SBY-Mega Tegang, Program Jokowi Mandek
Kuasai Murphy Corp, Pertamina Belanja Rp 24,3 T