TEMPO.CO, Yangon - Kata "radikal" yang muncul di situs berita populer Myanmar, Irrawaddy, membuat situs berita itu diserang oleh peretas pada hari Kamis, 2 Oktober 2014. Peretas mengubah halaman utama The Irrawaddy menjadi halaman hitam dengan pemberitahuan tentang bertemunya ulama nasionalis, Wirathu, dengan biksu Buddha yang kontroversial di Sri Lanka.
Para peretas berasumsi Irrawaddy mendukung jihad dan muslim radikal dengan menyerang agama Buddha lewat akses "kebebasan berbicara." Pemberitahuan mereka yang kemudian diturunkan, disinyalir berasal dari Sri Lanka dan menuntut permohonan maaf kepada Bodu Bala Sena (BBS) atau Buddha.
Irrawaddy merupakan situs berita yang beroperasi selama bertahun-tahun selama kekuasaan militer, sebagai grup media yang menjalankan kerja jurnalistiknya di Thailand, dan sekarang berkantor pusat komersial di Yangon, Myanmar. Serangan cyber merupakan cara terbaru dalam serangkaian meretas untuk Irrawaddy.
Aung Zaw, editor Irrawaddy menggambarkan serangan yang diterima termasuk serangan "brutal" walaupun beliau mengatakan situs tersebut sedang diperbaiki.
Halaman Facebook Irrawaddy dibanjiri beribu surat protes dalam beberapa hari terakhir terkait dengan peringatan penindasan di Myanmar lewat protes para biksu tahun 2007. Menurut Aung Zaw, serangan cyber dan penyalahgunaan cyber dilakukan dengan terstruktur. "Jelas, mereka adalah penjahat," katanya pada AFP.
Negara dengan mayoritas pemeluk Buddha meningkat kebenciannya kepada ceramah agama dan melakukan serangan minoritas muslim dengan beberapa biarawan yang dituduh mengembuskan isu intoleransi. Sehingga hal ini memicu kekhawatiran munculnya ancaman milisi.
Myanmar berada di bawah kekuasaan militer selama puluhan tahun hingga pada tahun 2011 melaksanakan reformasi yang membuka harapan negara ini pada transisi demokrasi. Namun pada 2012, negara ini mengalami beberapa serangan kekerasan agama yang mengakibatkan 200 orang tewas dan puluhan ribu warga mengungsi, terutama umat Islam. Hal ini membuat Sri Lanka dan Myanmar berbagi warisan Buddha dan punya hubungan kebudayaan yang erat.
Hubungan antara Wirathu dan BBS membuat Dewan Muslim Sri Lanka mengeluarkan peringatan "ancaman serius bagi perdamaian di tanah air kita tercinta" terhadap kunjungan biarawan Myanmar pada minggu lalu.
Sri Lanka mengalami kekerasan agama terburuk dalam sepuluh tahun terakhir. Pada Juni lalu kerusuhan di resor Aluthgama dan Beruwala menewaskan empat orang. Dalam kerusuhan tersebut, BBS dituduh sebagai penghasut, walaupun disangkal kebenarannya.
CHANNEL NEWS ASIA | INTAN MAHARANI
Baca juga:
Sruti Respati Ajak Jokowi Nyanyikan 'Ayo Ngguyu'
Tim Transisi Jokowi: Peluang Koalisi Tertutup
MS Hidayat: Kalau Reseh, Cabut Saja Insentif LCGC
Lima Usahawan Raih Danamon Awards 2014