TEMPO.CO, Notthingham - Rahasia tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan sel-sel bakteri yang menyebabkan penyakit serius akhirnya terungkap. Para ilmuwan dari Pusat Ilmu Biomolekular Universitas Nottingham, Inggris, mengungkap bagaimana dua protein, reseptor laminin (LAMR1) dan galactic-3 (Gal-3), menjadi target Neisseria meningitides. Bakteri patogen ini dapat menyebabkan penyakit meningitis yang mengancam jiwa dan menyebabkan keracunan pada darah.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bagaimana dua protein itu, yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia, memainkan peran yang beragam, baik itu pada penyakit infeksi maupun non-infeksi. LAMR1, misalnya, merupakan reseptor kunci dari patogen dan racun. Ia juga salah satu reseptor untuk penyebaran kanker ke seluruh tubuh dan Alzheimer.
"Pada dasarnya, protein ini penting untuk mengembangkan vaksin baru, pencegahan kolonisasi bakteri berbahaya, dan melindungi selaput darah di otak dari serangan bakteri meningitis," ujar asisten profesor mikrobilogi, Karl Wooldridge, yang juga menjadi anggota penelitian, seperti dikutip dari Sciencedaily.com, Senin, 6 Oktober 2014. (Baca juga: Olga Syahputra Kena Meningitis, Ini yang Terjadi)
Menggunakan teknik penyinaran biomolekular dan pencitraan confocal, para peneliti menemukan bahwa dua protein tersebut dapat membentuk dua molekul yang sama atau homodimer saat berpisah. Keduanya juga dapat membentuk molekul yang berbeda atau heterodimer, yang biasanya diserang oleh Neisseria meningitides. Mereka pun menemukan mekanisme pembentukannya.
Mekanisme pembentukan tersebut, menurut Wooldridge, sangat penting untuk menentukan hubungan antara protein dan bakteri. "Hubungan tersebut berimplikasi secara signifikan terhadap infeksi, vaksinasi, dan struktur biologi kanker," ujarnya.
Jafar Mahdavi, anggota tim penelitian, mengatakan masih ada masalah dalam mempelajari LAMR1. Menurut dia, setidaknya ditemukan dua bentuk LAMR1 pada satu permukaan sel, yaitu 37LRP dan 67LR. "Belum banyak informasi tentang keduanya," ujar Mahdavi.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Open Biology ini hanya lebih mengungkapkan spesifikasi detail LAMR1. Mahdavi mengatakan, dengan memeriksa bakteri sebagai model organisme yang dapat memanipulasi biologi sel, penelitian ini mungkin dapat menemukan cara pengobatan kanker, Alzheimer, dan penyakit lain.
AMRI MAHBUB
Berita Lainnya:
Jokowi: Tak Ada Jatah Menteri Koalisi Merah Putih
Kenali Enam Tanda Wanita yang Butuh Seks
Ricuh Unjuk Rasa, 21 Anggota FPI Tersangka