TEMPO.CO, Blitar - Aksi anarkistis massa Front Pembela Islam saat mendemo Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta, 3 Oktober lalu, turut membuat gerah Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Apalagi setelah aksi yang menyebabkan sejumlah polisi dan anggota FPI luka-luka itu, Novel Bamukmin sebagai koordinator lapangan pengunjuk rasa justru ngacir. (Baca: Mabes Polri Turun Tangan Buru Novel FPI)
Satuan Koordinator Cabang Banser Kabupaten Blitar, Imron Rosyadi, mengaku anggotanya ikut kesal dengan perilaku FPI yang arogan. Bila diminta, kata dia, Banser siap membantu polisi mencari Novel FPI. "Kalau dia lari ke Jawa Timur akan kami tangkap," katanya, Rabu, 8 Oktober 2014.
Menurut Imron, dengan ditetapkannya Novel sebagai buron, maka sudah menjadi kewajiban masyarakat, termasuk Banser untuk membantu tugas polisi. Jaringan FPI yang tersebar di seluruh daerah, kata dia, memungkinkan Novel bersembunyi di Jawa Timur. (Baca: Ahok Pertanyakan Izin Keormasan FPI)
Imron menilai perilaku FPI telah merusak citra umat Islam di Indonesia yang cinta damai. Apalagi selama ini FPI sudah sangat meresahkan masyarakat dan sering menebarkan rasa ketakutan. Menurut Imron, organisasi massa yang perbuatannya tak beda preman itu sudah tidak pantas menyandang embel-embel Islam. Imron mendorong polisi tegas terhadap kelompok pengacau tersebut. "Negara harus di atas mereka," katanya.
Kepolisian Resor Blitar hingga kini belum menyebarkan foto Novel FPI ke khalayak luas. Wakapolres Blitar Komisaris Gufron menjelaskan penyebaran foto daftar pencarian orang masih menunggu instruksi Polda Jawa Timur. "Kita sudah punya foto dia (Novel) yang akan disebar. Tinggal nunggu instruksi," katanya. (Baca juga: Polda Rilis Foto Wajah Novel FPI sebagai Buron)
HARI TRI WASONO
Terpopuler:
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya?
Zulkifli Hasan, Ketua MPR Periode 2014-2019
Koalisi Prabowo Siap Ajukan Veto untuk 100 Posisi
Pacar Mayang Ternyata Juga Pekerja Seks