TEMPO.CO, Exeter - Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Geoscience mengungkap kaitan polusi udara dengan aliran sungai. Studi itu menunjukkan polusi udara berdampak signifikan pada jumlah air yang mengalir melalui sebagian besar sungai di belahan bumi utara.
"Kami mendeteksi adanya dampak peningkatan cahaya matahari pada sungai yang mengalir di wilayah industri berat di belahan bumi utara," ujar pemimpin penelitian, Nicola Gedney, dari Met Office, seperti dikutip Sciencedaily, Jumat, 10 Oktober 2014.
Penelitian ini merupakan hasil kerja sama antara Met Office, Center for Ecology and Hydrology, University of Reading, Laboratoire de Météorologie Dynamique, dan University of Exeter. (Baca juga: Polusi Udara Buruk, Kesehatan Warga Cina Terancam)
Tim ilmuwan menemukan hulu-hulu sungai, khususnya di wilayah Eropa Tengah, mengalami peningkatan arus sebesar 25 persen saat aerosol--partikel pemicu polusi udara--berada di atasnya. Gedney menduga peningkatan arus air ini merupakan dampak perubahan iklim.
Dampak ini diperparah oleh pembakaran batu bara yang dimulai sejak akhir 1970. Kegiatan tersebut, ujar Gedney, meningkatkan jumlah aerosol di atmosfer. Pembakaran tersebut juga berdampak pada berkurangan sinar matahari yang mencapai permukaan bumi. "Atau dikenal dengan solar dimming," tuturnya.
Solar dimming kemudian mulai diperangi oleh Eropa dan Amerika Utara untuk mendapatkan kembali udara yang bersih. Hanya, dalam studi ini, tim peneliti memang menemukan bahwa besaran arus air karena peredupan cahaya matahari tergantung kondisi atmosfer sebagai penyerap sinar matahari yang tak tertangkap bumi.
Chris Huntingfor, anggota penelitian dari Center for Ecology and Hydrology, mengatakan penelitian ini memakai teknik atribusi untuk melihat hubungan antara aerosol dan perubahan arus sungai. "Sejauh ini, kami sudah melihat manusia yang menyebabkan dampak tersebut," ujarnya.
Penelitian ini juga menguji efek dari penggundulan hutan dan meningkatnya karbon dioksida terhadap arus sungai. "Karbon dioksida berperan untuk memperbesar arus sungai dengan menyerap air dari pohon," kata Peter Cox, anggota penelitian dari University of Exeter.
AMRI MAHBUB
Berita Lainnya:
Begini Saduran Wawancara Hashim Djojohadikusumo
Jakarta Jaring Wisatawan Domestik dari 9 Kota
Pasangan Tontowi/Liliyana Berpisah