TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, berencana menggunakan kereta gantung sebagai angkutan umum untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Studi sedang dilakukan untuk rencana kereta gantung yang akan menghubungkan Kabupaten Malang-Kota Malang dan Kota Batu itu.
"Ada pengusaha yang membantu mendanai transportasi kereta gantung," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Wahyu Setianto, Jumat, 10 Oktober 2014. (Baca juga: Apa Kabar Megaproyek Kereta Gantung Puncak, Bogor)
Untuk menerapkan angkutan massal terpadu, Pemerintah Kota Malang melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kota Batu dan Pemerintah Kabupaten Malang. Kereta gantung berkapasitas 35 penumpang menjadi satu opsi solusi saat proyek jalan lingkar timur dan lingkar barat untuk mengurai arus lalu lintas belum terealisasi.
Saat ini hanya mikrolet yang menjadi angkutan massal di Kota Malang. Selain menjadi alternatif angkutan massal, kereta gantung juga menjadi andalan wisata. Masyarakat bisa menikmati pemandangan atau lanskap Malang.
Pakar transportasi Universitas Brawijaya, Achmad Wicaksono, menjelaskan Pemerintah Kota Madellin di Kolombia yang pertama menggunakan kereta gantung sebagai angkutan umum. Kereta di sana berkapasitas tiga ribu penumpang per jam.
Selain harus terintegrasi dengan moda transportasi lain, Achmad yang juga Ketua Tim Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia Jawa Timur mengingatkan, "Tarif juga harus berpihak kepada rakyat miskin. Pemerintah memberikan subsidi."
Kereta gantung, menurut dia, lebih ekonomis jika dibandingkan monorel. Selain itu, jalan di Malang yang sempit tak cocok jika dibangun monorel atau trem.
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Adik Prabowo Sebut Hasil Wawancaranya Dipelintir
Demokrat Emoh Berkoalisi dengan Jokowi
Nazar: Ibas Banyak Main Proyek di Mana-mana
PAN Ogah Ikuti Hashim Jegal Jokowi