TEMPO.CO, Kupang - Bencana kekeringan yang melanda wilayah Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai mengkhawatirkan. Sejumlah warga di daerah itu mulai kelaparan dan bertahan hidup dengan makan ubi beracun.
Daerah yang mulai dilanda bencana kelaparan di Sumba Timur mencakup Katikulukuk di Kecamatan Matawai Lapawu dan Modung di Kecamatan Hahar, Sumba Timur. "Jika masuk musim kemarau, daerah itu pasti kering dan penduduknya kelaparan," kata warga Sumba Timur, Umbu Yiwa yang dihubungi Tempo, Senin, 13 Oktober 2014.
Daerah itu, menurut dia, merupakan daerah penghasil kacang dan jagung. Namun, karena kesulitan air, pada musim kemarau seperti ini mereka mengalami gagal tanam dan panen. "Biasanya mereka bertahan hidup dengan makan ubi Iwi (ubi beracun)," katanya.
Proses pembuatan ubi iwi hingga bisa dikonsumsi membutuhkan waktu hampir sepekan. "Setiap tahun, saat musim kemarau, daerah itu pasti kelaparan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Thadeus mengaku belum mengetahui ada warga di Sumba Timur yang kelaparan. Karena itu, pihaknya akan mengeceknya. "Kami akan cek ke BPBD setempat terkait masalah itu," katanya.
Dia tidak yakin ada warga di Sumba Timur yang kelaparan karena pemerintah masih memiliki stok beras miskin dan beras tanggap darurat sebanyak 100 ton. "Masak ada warga yang kelaparan. Itu salah kepala desa karena beras raskin masih banyak," katanya.
YOHANES SEO
Berita Lainnya
Prabowo: Saya Jaga Petinggi Koalisi di Penjara
Begini Saduran Wawancara Hashim Djojohadikusumo
Kata Prabowo Soal Wawancara Hashim Djojohadikusumo
AJI Minta Hashim Buktikan jika Ada Berita Keliru
Jadi Biang Walk-Out, Ini Sanksi SBY Buat Nurhayati