TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggelar perhelatan musik indie di Jakarta, yaitu Jakarta Indie Music Festival (JIM-Fest) pada 18-19 Oktober 2014, di Taman Fatahillah, Jakarta Kota. Acara ini mencari bakat tersembunyi para musikus indie di Ibu Kota.
Jakarta telah lama dikenal sebagai salah satu basis musik indie di Indonesia, selain Bandung dan Surabaya. Kawasan Kemang, Tebet, Pasar Seni Ancol, Cilandak, dan lain-lain terkenal sebagai markas musikus indie untuk eksistensi karya mereka. (Baca: Shaggydog Luncurkan Kompilasi dari Label Sendiri)
Perkembangan musik indie pada kawasan tersebut menjadikan daerah tersebut memiliki keunikan dan selling point tersendiri bagi kalangan pencinta musik.
Selain itu, pertumbuhan musik indie melahirkan industri atau potensi pasar yang menopang perkembangan musik indie, seperti lahirnya stasiun radio independen yang khusus memutar lagu-lagu indie maupun distro-distro yang menjual produk merchandise khas indie.
Potensi eksistensi musikus dan komunitas pencinta musik indie, apabila didukung oleh pemerintah, tentunya akan mendorong pertumbuhan industri kreatif di bidang musik maupun merchandise.
Kepala Seksi Komunitas Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Drs Rus Suharto, M.Si, mengatakan pemerintah memberdayakan setiap komunitas masyarakat yang kreatif dan berkegiatan positif. "Seperti komunitas musik Indie ini yang bisa membangun nilai ekonomi yang berasal dari kreativitas mereka, sehingga sekaligus menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif," kata dia. (Baca: Payung Teduh Dukung Film Hijabers in Love)
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Drs. Ahmad Gozali, MSi menyebutkan, kegiatan basis komunitas dan kreativitas semacam ini perlu difasilitasi sebagai bentuk dukungan dan apresiasi pemerintah terhadap industri kreatif dan komunitas musik indie.
Sebanyak 100 peserta yang mendaftar diseleksi oleh para tim seleksi yang terdiri atas pengamat musik, media musik nasional, dan pelaku bisnis pergerakan musik indie (label rekaman independen). Penyelenggara sudah mengantongi 20
peserta finalis yang berhak tampil dalam konser JIM-FEST.
Selain tampil untuk membawakan lagu karya pribadi, peserta finalis akan memperebutkan hadiah uang tunai bernilai jutaan rupiah serta kesempatan rekaman album kompilasi 10 lagu terbaik.
Lagu terbaik tersebut akan dipilih oleh tim juri yang juga terdiri atas penggerak komunitas indie Indonesia, media musik, dan label rekaman independen.
Penyelenggara turut mengundang artis-artis indie yang telah sukses konsisten di jalur indie seperti Tony Q Rastafara, Gugun Blues Shelter, Matajiwa, Jontrall, Rojali Band, dan Tuffa.
Finalis Jakarta Indie Music Festival 2014 di antaranya Trigger, Ikei With Insomniac, Honeybeat Band, Van Java, Orkes Nunung Cs,The Jaka Plus, The Rings Band, JBFtrio, Lucille,Sitback, Esok Pagi, Duo Maison, LeA Band, CPN’SKA, Alvard, Ajwa Band, Young de Brock, Eyota, Silent Band, dan Diem Band.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Pemenang Cover Maroon 5 Penggembala Kambing
Jadi Djamin Gintings, Vino Bastian Bikin Pangling
Ini Kata Atiqah Hasiholan Soal Likas Tarigan
Syuting, Vino Bastian Kaget Ditonton Banyak Orang