TEMPO.CO, Washington - Para pemimpin militer dari kurang lebih 20 negara bertemu di Amerika Serikat untuk mendiskusikan cara menumpas kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pada saat bersamaan AS dan Rusia mengumumkan sebuah kesepakatan saling berbagai informasi intelijen mengenai ISIS.
Presiden AS Barack Obama dalam pertemuan Selasa 14 Oktober 2014 dengan para menteri pertahanan dari 22 negara menyatakan bahwa dia memberikan perhatian sangat mendalam mengenai perkembangan ISIS di Provinsi Anbar, Irak, dan di Suriah termasuk di Kota Kobane, Kurdi.
Terkait dengan hal tersebut, Obama bersumpah, AS akan melanjutkan gempuran udara di Irak dan Suriah seraya mengatakan mengenai pentingnya kemenangan guna menghentikan ISIS di berbagai kawasan termasuk di Erbil dan Mosul.
"Serangan udara ini akan terus berlanjut," kata Obama, tanpa menjelaskan perubahan strategi serangan selain gempuran udara.
Sementara itu pada saat bersamaan, Selasa, 14 Oktober 2014, Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan rekannya dari Rusia Sergey Lavrov di Paris guna membicarakan perkembangan terakhir di Irak dan Suriah.
Kerry mengatakan AS sepakat melakukan kerjasama berbagai informasi intelijen secara intensif mengenai ISIS dan tantangan kontraterorisme di kawasan Timur Tengah. Dia menerangkan, demikian juga dengan Moskow. Rusia dapat membantu persenjataan dan melatih paramiliter Irak.
"Di sana mungkin ada sekitar 500 orang atau lebih dari Rusia," kata Kerry. Jumlah tersebut berikut para pejuang dari kawasan yang dihuni mayoritas muslim Kausasus Utara, basis kelompok bersenjata yang ingin mendirikan negara Islam.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lain:
Ngopi Bareng Ical, Ini Isi Pebincangan Jokowi
Tahir Beri Megawati Penghargaan dan Uang Rp 1 M
Jokowi Ajukan Satu Pertanyaan ke Ical
Pemenang Cover Maroon 5 Penggembala Kambing