TEMPO.CO, Banyuwangi - Kejuaraan balap sepeda International Banyuwangi Tour de Ijen, Sabtu ini, 18 Oktober 2014, memasuki etape ketiga sejauh 201,7 kilometer. Etape ini paling berat dengan medan tanjakan paling ekstrem di Asia.
Selain menempuh jarak paling jauh, para pembalap harus mampu menaklukkan tiga titik tanjakan. Masing-masing adalah tanjakan di Desa Sragi atau kilometer ke-52,28; tanjakan di kilometer ke-183,2 di Kecamatan Lincin; dan tanjakan paling ekstrem di Asia, yakni pada 5 kilometer terakhir menjelang finish. Para pembalap harus menundukkan tanjakan di lereng Gunung Ijen dengan ketinggian 600 meter dari permukaan laut itu. "Ini adalah medan 'neraka'," kata penanggung jawab panitia, Guntur Priambodo.
Pada Banyuwangi Tour de Ijen 2012 dan 2013, banyak pembalap yang tumbang saat melewati medan tersebut. Mereka akhirnya jalan kaki dan menuntun sepeda hingga menjelang garis finish. Etape ketiga ini memang ajang pertarungan para raja tanjakan. Sebab itu, beberapa tim menurunkan king of mountain untuk menaklukkan medan tersebut. (Baca: Indonesia Dominasi Etape 2 Tour de Banyuwangi)
Tabriz Petrochemical Team asal Iran, misalnya, khusus menurunkan Mirsamad Pourseyedigolakhour. Mirsamad adalah juara pada Tour de Langkawi 2014 dan pemenang Tour de Ijen 2013.
Mirsamad menuturkan akan berusaha keras untuk mempertahankan gelar sebagai raja tanjakan. "Saya akan mencoba dan mencoba," ujarnya.
Menurut Mirsamad, dia sudah mengenal medan di Gunung Ijen karena telah ikut Tour de Ijen ketiga kalinya. Dia sudah melakukan persiapan khusus, termasuk memenangi Tour de Langkawi. "Spesialis saya memang di tanjakan," katanya.
Dia tampil santai selama dua etape sebelumnya agar bisa bertarung habis-habisan di etape "neraka" hari ini. (Baca: Pembalap Thailand Menangi Etape Pertama)
IKA NINGTYAS
Terpopuler
Untuk Soal Ini, Jokowi Tolak Permintaan Prabowo
Prabowo Beri Hormat, Jokowi Membungkuk
Usai Jumatan, Ormas Islam Menuju Balai Kota
Diberi Hormat Prabowo, Mengapa Jokowi Membungkuk?