TEMPO.CO, Surabaya - Perusahaan Daerah Pasar Surya Surabaya mengadakan acara Jazz in Pasar, Jumat, 24 Oktober 2014. Acara ini bertujuan mendekatkan jazz kepada masyarakat menengah bawah.
Kepala PD Pasar Surya Karyanto mengatakan selama ini jazz selalu identik dengan kalangan masyarakat ekonomi atas. Dengan digelar di pasar, maka masyarakat umum yang lebih heterogen pun bisa ikut menikmati. "Ini mendobrak mata masyarakat bahwa jazz bisa juga main di pasar," kata Karyanto kepada Tempo, Jumat, 24 Oktober 2014.
Menggandeng Fusion Jazz Community Surabaya dan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur, Jazz in Pasar akan berlangsung di pelataran Pasar Tambahrejo mulai pukul 18.00 WIB. "Terbuka, jadi masyarakat luas bisa melihat," ujar Karyanto.
Menurut Karyanto, Jazz in Pasar ini akan diadakan setiap tahun. Selain itu, PD Pasar Surya berencana menggelar kegiatan budaya setiap hari. Sebuah panggung kecil permanen akan ditempatkan di pasar untuk menampilkan hiburan bernuansa budaya tradisional.
Sejumlah komunitas turut dilibatkan, di antaranya keroncong, dangdut, ludruk, sampai wayang kulit. Dikatakan Karyanto, pasar tradisional adalah salah satu tempat pelestarian budaya. Sebab, pasar tradisional masih mempertahankan transaksi tawar-menawar. Karena itu, tidak ada salahnya jika budaya kesenian juga ditampilkan di pasar. "Pasar bisa jadi wadah pelestarian budaya," ujar pria yang juga mahir bermain saksofon ini.
Bahkan, kata Karyanto, pihaknya juga mempersiapkan konsep wakul mumed, yaitu wayang kulit multimedia. Konsep ini menggabungkan wayang kulit dengan visualisasi menggunakan multimedia. Dengan demikian, kesenian wayang kulit bisa juga menarik minat generasi muda.
AGITA SUKMA LISTYANTI