TEMPO.CO, Jakarta - Pihak-pihak yang terlibat dalam laga penentuan juara Grup N Divisi Utama Liga Indonesia antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman di lapangan sepak bola Angkatan Udara Adisucipto Yogyakarta Ahad lalu bersikukuh bahwa mereka tidak bermaksud sengaja mengalah dengan melakukan gol-gol bunuh diri sekalipun gambar dalam video pertandingan menjelaskan sebaliknya. Dalam laga itu, PSS Sleman akhirnya menang 3-2 dengan lima gol yang terjadi karena bunuh diri.
Manajer PSS Sleman Suparjiono mengatakan dua gol bunuh diri yang dihasilkan timnya adalah gol yang tidak disengaja. "Wong kami ingin menang kok," kata Suparjiono kepada wartawan sebelum masuk ke ruangan sidang Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa. Suparjiono mencontohkan terjadinya gol kedua. Menurut dia, gol itu terjadi karena ada pemain yang membuang bola dari sudut sempit ke arah gawang dan kemudian bola itu masuk. (Baca: Ini Kesaksian Pengawas Soal Sepak Bola Gajah)
Sedangkan soal terjadinya gol pertama, Suparjiono menjelaskan, itu disebabkan kesalnya seorang pemain belakang PSS Sleman terhadap pemain PSIS Semarang yang justru membuang bola saat dia sudah berada di depan gawang PSS Sleman. "Mungkin karena pemain kesal," kata Suparjiono menjelaskan tingkah pemain belakangnya yang sengaja menendang bola ke arah gawangnya sendiri. "Dan mungkin dia pikir itu bola mati." Padahal, dalam video pertandingan yang dipertontonkan Komisi Disiplin kepada wartawan, bola yang ia terima adalah umpan dari kipernya sendiri. (Baca: PSSI Usut Kasus Sepak Bola Gajah di Yogya)
Argumen soal ketidaksengajaan gol kedua dan kekesalan yang berujung pada gol pertama bisa terpatahkan saat Tempo melihat video pertandingan itu. Sebab, sebelum gol bunuh diri pertama terjadi, pemain-pemain PSS Sleman berkumpul di di depan titik spot kick sambil memain-mainkan bola. Bahkan, beberapa pemain melakukan juggling dan sesekali menendang bola ke arah gawang. Salah satu pemain PSIS Semarang bahkan maju dan berdiri di depan gawang PSS Sleman. Dia terlihat sengaja berada di garis gawang untuk mencegah bola masuk. Toh, Suparjiono tetap membantah. "Tidak ada instruksi untuk membuat gol dan kami siap untuk melawan siapapun," kata Suparjiono.
Permainan 'Sepak Bola Gajah' ini diduga kuat ditampilkan kedua tim lantaran mereka ingin menghindari juara Grup F, Borneo FC, yang pada hari yang sama dinyatakan menang secara walk over lantaran calon lawannya, Persis Solo, tidak datang ke tempat pertandingan. Namun, ini pun dianggap sebagai sebuah kasus oleh Komisi Disiplin karena Persis Solo mengatakan mereka diintimidasi sehingga tidak berani datang ke tempat pertandingan di Stadion Segiri Samarinda. Sepak Bola Gajah adalah istilah yang populer untuk menyebut pertandingan di mana tim-timnya sengaja mengalah.
GADI MAKITAN
Berita Lain
Erick Thohir Masih Percaya pada Mazzarri
Zidane Dijatuhi Sanksi 3 Bulan
Menunggu Duet Maut Alexis-Walcott
Timnas Taget Juara Piala AFF, Persiapan Kedodoran