TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah membagikan kartu jaminan sosial yang terdiri atas Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Sehat mulai hari ini, Senin, 3 November 2014. Untuk program Kartu Keluarga Sejahtera, orang miskin menggunakan SIM card untuk mengakses uang elektronik. Namun, program ini menuai sejumlah kendala karena sasaran mengeluhkan prosedurnya yang terbilang rumit. (Jokowi Luncurkan Kartu Keluarga Sejahtera)
"Harus punya handphone untuk mengaktifkan SIM card. Kalau kayak saya yang sudah tua begini susah, ribet prosesnya," kata Rahmi Samsia, 54 tahun, kepada Tempo di Kantor Pos Jakarta Utara, Senin, 3 November 2014. Rahmi mengaku lebih enak dengan pembagian dana tunai secara langsung seperti bantuan langsung tunai yang lalu. Sebab, BLT tidak memerlukan prosedur yang panjang dan rumit. "Cuma tinggal datang dan mengantre," ujar Rahmi.
Sistem Kartu Keluarga Sejahtera menggunakan uang elektronik yang hanya dapat dicairkan melalui SIM card khusus. Kartu tersebut harus didaftarkan terlebih dahulu melalui telepon genggam. Kemudian, setiap bulannya uang elektronik masuk secara otomatis sebesar Rp 400 ribu. Bila ingin mencairkan dana, pemilik kartu dapat memilih menu yang telah tersedia di SIM card-nya. Setelah mendapat kode verifikasi, uang dapat segera dicairkan di kantor pos yang telah ditunjuk. (Baca: Harga BBM Naik, Ada Kartu Sehat, Pintar, Sejahtera)
Syafrudin, 45 tahun, juga mengatakan proses pencairan dana bantuan via SIM card lebih rumit dibanding bantuan langsung tunai. Namun, ia tak mau ambil pusing. Syafrudin lebih memilih menaati prosedur yang berlaku. "Memang agak rumit bagi yang tidak biasa pegang handphone. Tapi kalau sudah biasa ya mudah-mudah saja," ujar Syafrudin. (Baca: Bank Mandiri Gunakan E-Money untuk Korban Sinabung)
Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Bambang Widianto mengatakan masyarakat tidak lagi dibatasi dengan keberadaan ATM atau bank setelah ada layanan keuangan digital. Mereka dapat mengirim dana melalui ponsel mereka dan mengambil uang tunai melalui agen yang ditunjuk bank sebagai penyimpan dana.
"Selain mendorong kebijakan pemerintah untuk menuju ke cashless, layanan ini lebih aman dan tidak perlu mengantre," kata Bambang.
DEWI SUCI RAHAYU