TEMPO.CO , Surakarta: Kepala Dinas Kesehatan Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan pihaknya mewaspadai penyebaran virus ebola di Surakarta dengan memantau kesehatan jemaah haji Surakarta yang baru tiba dari Tanah Suci. Meski peluang penyebaran Ebola di Indonesia kecil, Siti mengatakan sekecil apapun pihaknya tetap harus waspada dan menyiapkan diri.
“Apalagi kalau jemaah haji kita di Arab Saudi bersinggungan dengan jemaah dari negara endemis Ebola,” katanya, Selasa, 4 November 2014. (Baca juga: Begini Rumit dan Mahalnya Merawat Terduga Ebola)
Pemantauan dilakukan selama dua pekan pasca tiba di Indonesia. Petugas kesehatan akan memeriksa suhu tubuh jemaah haji dan keluhan lainnya. Ada 577 haji Surakarta yang diperiksa kesehatannya. (Baca juga: Empat Ciri Orang Tertular Ebola, Apa Saja?)
Siti mengatakan jika ada jemaah haji yang suhu tubuhnya di atas normal dan ada tanda-tanda penyakit ebola, mereka akan ditangani lebih lanjut. Dinas Kesehatan Surakarta menyiapkan Rumah Sakit Dr. Moewardi sebagai rumah sakit rujukan yang menjadi sentra penanganan penyakit menular seperti flu burung. (Baca juga: Fakta-fakta Seputar Penyakit Ebola)
Tanda-tanda seseorang diduga menderita Ebola seperti suhu tubuh tinggi, merasa pusing, dan ada bintik-bintik di seluruh tubuh. Bintik-bintik itu karena pembuluh darah pecah.
Siti mengatakan semestinya jemaah haji melaporkan kondisi tubuhnya usai menunaikan ibadah haji. Tapi jika yang bersangkutan tidak ke puskesmas terdekat dalam waktu dua minggu, petugas yang akan mendatangi rumah jemaah haji.
Selain jemaah haji, Dinas Kesehatan Surakarta juga berkoordinasi dengan Imigrasi untuk memantau kesehatan warga Surakarta yang baru saja tiba dari luar negeri.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita lain:
Media Online Ini Bantu Sebar Tuduhan @TM2000Back
Dirut PT Pos Jadi Tersangka Kasus Korupsi
Danau Toba Masih Mengandung Magma Cair