TEMPO.CO, Sampang - Sudah lebih satu bulan warga Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dilanda krisis air bersih. Warga terpaksa menggunakan air hujan hasil penampungan sebelumnya untuk keperluan dapur dan minum. "Krisis air bersih ini terjadi karena alat penyuling air tidak bekerja maksimal," kata Kepala Desa Mandangin, Hakkun, Rabu, 5 November 2014.
Menurut Hakkun, sebagai pulau yang tidak memiliki sumber air tawar, warga Pulau Mandangin memang amat bergantung pada sea water reverse osmosis (SWRO) atau alat penyuling air laut menjadi air tawar bantuan dari pemerintah. Namun alat penyulingan tersebut sudah satu bulan ini tidak berfungsi maksimal. "Kalau mandi kami sudah terbiasa pakai air asin," ujar dia.
Hakkun berharap Pemerintah Kabupaten Sampang segera mencari solusi atas krisis air bersih tersebut. Sebab, kapasitas penampungan air hujan di pulau tersebut sangat terbatas. (Baca juga: Kemarau, Aktivitas Pertanian di Sampang Terhenti)
Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sampang Robert Balbut menuturkan tidak maksimalnya pengoperasian SWRO tersebut karena terkendala oleh pasokan listrik dari PLN ke Pulau Mandangin. "Listrik tidak normal, jadi mesin SWRO tidak bisa berfungsi dengan maksimal," katanya. (Baca berita terkait: Sudah Sepekan, Listrik di Pulau Mandangin Padam)
Karena berkaitan dengan pasokan listrik, Robert tidak bisa berbuat banyak untuk menormalkan alat penyulingan air tersebut. "Karena untuk menggerakkan alat penyulingan itu sangat bergantung listrik, maka kami tidak berbuat banyak," katanya.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler:
Dukung Persib Vs Arema, Ridwan Kamil Buka Baju
Tiga Perilaku Aneh Pembunuh Dua TKI Indonesia
Pakar Ungkap Cara Polisi Telisik Akun @TM2000Back
Usir Pesawat Asing, Berapa Biaya Operasional Sukhoi?
Sumarti Kirim Rp 180 Juta ke Ibu Sebelum Dibunuh