TEMPO.CO, Bangkalan - Demo gabungan aktivis lembaga swadaya masyarakat dan organisasi kepemudaan di kantor Kejaksaan Negeri Bangkalan, Senin, 17 November 2014, berujung ricuh. Pengunjuk rasa terlibat baku hantam dengan polisi. Seorang pendemo ditangkap karena dianggap sebagai provokator.
Semula, unjuk rasa berlangsung tertib. Massa meminta Kepala Kejaksaan Negeri Bangkalan Joeli Soelistyanto mundur dari jabatannya karena kinerjanya dianggap buruk. Hal ini, menurut pendemo, menyebabkan banyak kasus yang ditangani Kejaksaan Bangkalan tak kunjung tuntas. (Baca: Tilep Dana Bansos, Dua PNS Bangkalan Ditahan.)
Kasus yang tak kunjung tuntas misalnya kasus kredit usaha tani, program penanganan sosial ekonomi masyarakat, beras untuk rakyat miskin, pungutan liar di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bangkalan, dan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri. "Juga, kasus proyek fisik Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura," kata koordinator aksi, Abdus Salam.
Situasi mulai memanas saat Kepala Kejaksaan Bangkalan tidak bersedia menemui massa. Pendemo meminta Kepala Kejaksaan bertanggung jawab. "Pak Kajari sedang ke luar kota," kata seorang pegawai Kejaksaan. (Baca juga: Kelabui Jaksa, Tersangka Korupsi Pinjam Sapi.)
Massa yang tidak percaya ucapan tersebut memaksa masuk ke gedung Kejaksaan. Namun upaya tersebut dihadang polisi. Aksi saling dorong pun tak terelakkan hingga berujung aksi saling pukul. Polisi menangkap seorang pendemo karena menghasut rekan-rekannya agar nekat menerobos polisi.
Baca Juga:
Mengetahui rekannya ditangkap, massa ganti berunjuk rasa ke Markas Kepolisian Resor Bangkalan. Mereka menuntut agar temannya dibebaskan. "Kami akan bebaskan jika demonya damai," kata Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Soelistiyono.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler:
Faisal Basri Jadi Ketua Tim Pembasmi Mafia Migas
SBY Minta Kader Demokrat Loyal ke Jokowi
Kata Romo Benny Soal Muslim AS yang Salat di Katedral
Pimpin Tim Anti-Mafia Migas, Ini Kata Faisal Basri
Pertama Kali, Muslim Amerika Jumatan di Katedral