TEMPO.CO, Yogyakarta - Aktivis Jaringan Perempuan Yogyakarta dan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta melaporkan insiden penyerangan terhadap sejumlah aktivis ke Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 21 November 2014. Mereka mengecam aksi kekerasan terhadap aktivis transgender yang kembali terulang.
“Kami mendesak polisi mengusut tuntas aksi kekerasan itu,” kata aktivis Jaringan Perempuan Yogyakarta, Mario Pratama.
Sejumlah orang menyerang aktivis ketika menggelar peringatan Hari Transgender Internasional di kawasan Tugu Yogyakarta pada Kamis malam lalu. Aksi ini untuk mengenang tragedi kekerasan terhadap aktivis transgender.
Mario Pratama mengatakan ada tiga orang yang mendatangi aktivis setelah aksi damai di kawasan Tugu Yogyakarta berakhir sekitar pukul 21.00 WIB. Mereka kemudian menanyakan keberadaan spanduk dan pelaksana acara. Tak lama setelah itu, mereka menyerang aktivis.
Sebanyak empat aktivis, dua relawan organisasi non-pemerintah dan dua aktivis transgender terluka akibat penyerangan itu. Mereka ada yang retak di jari kelingking dan memar. “Aktivis ada yang ditendang, didorong, dan dipukul menggunakan bambu,” kata Mario ketika dihubungi, Jumat, 21 November 2014.
Ketika peristiwa itu berlangsung, kata Mario, penyerang melontarkan perkataan kasar dan meminta aktivis mencopot jilbabnya. Penyerang menyembunyikan wajah mereka dengan helm saat beraksi.
Mario mengatakan sebelum terjadi penyerangan beredar pesan berantai lewat BlackBerry Messenger, yang isinya menolak aksi peringatan Hari Transgender. Isi pesan itu adalah pembubaran aksi waria, gay, lesbian, dan transgender di Tugu Yogyakarta.
SHINTA MAHARANI
Baca juga:
Deklarasi KMP: Turunkan Jokowi, Ganti Prabowo
Alasan Jokowi Pakai Pesawat Ekonomi ke Wisuda Anak
Alasan Jokowi Pilih Prasetyo Jadi Jaksa Agung
Begini Jawaban Jokowi Atas Upaya Interpelasi DPR
3 Dosa Jokowi Saat Pilih Jaksa Agung Prasetyo