TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Zainudin Amali, memprediksi acara musyawarah nasional di Bali akan berlangsung ricuh seperti yang terjadi di kantor pusat Golkar di Slipi, Jakarta Barat. Ini karena ada dua kubu yang sedang berseteru soal waktu pelaksanaan munas, yaitu kelompok pendukung Aburizal Bakrie dan kelompok Agung Laksono.
"Yang kemarin hanya 200 orang di kantor Golkar aja rusuh, apalagi nanti anggota se-Indonesia," kata Zainudin di gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Kamis, 27 November 2014. (Baca: Menkopolhukam Bantah Larang Munas Golkar di Bali)
Menurut Zainudin, yang memilih menjadi pendukung Agung Laksono, alasan membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar karena situasi di internal partai sudah tidak kondusif. Salah satu pemicunya, ada kekecewaan para kader lantaran terhalang ketika ingin maju menjadi calon ketua umum partai.
Kubu Agung memutuskan menggelar sidang pada 13 Januari tahun depan. Sedangkan kubu Aburizal menjadwalkan munas di Bali pada 30 November. Apabila munas di Bali dipaksakan tanpa izin, kata Zainudin, kekisruhan bakal pecah dan bisa mencoreng citra Pulau Dewata di mata internasional.
Perbedaan soal waktu pelaksanaan musyawarah nasional ini muncul saat rapat pleno partai pada Senin dan Selasa lalu. (Baca: Kisruh Golkar, Akbar Ingin Bertemu Agung)
Kubu Aburizal beralasan munas pada 30 November merupakan amanat dari rapat pimpinan nasional Golkar yang berlangsung pada dua pekan lalu di Yogyakarta. (Baca: Nurul Arifin Anggap Pemecatan Ical Tak Sah)
Ketika rapat pleno pada Senin dan Selasa lalu, berakhir dengan bentrokan antara massa Angkatan Muda Pembaru Golkar dan orang tak dikenal. Kejadian ini membuat rapat pleno yang semula dipimpin Theo L. Sambuaga hanya berlangsung 10 menit. Selanjutnya kendali rapat dipegang Agung Laksono, yang kemudian membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar.
DEWI SUCI RAHAYU
Berita lainnya:
Chatib Basri Bocorkan Cerita BBM Naik Era SBY
Adnan Buyung Minta KPK Dibubarkan Saja
Boy Sadikin Diusulkan Jadi Pendamping Ahok
Jokowi: Siapa Bilang Melawan Menteri ke DPR