TEMPO.CO, Jakarta - Penampilan Louis van Gaal di pinggir lapangan merupakan yang paling unik. Tidak saja di Liga Primer tapi juga di seluruh belahan dunia. Sebabnya, dia selalu menenteng map di sepanjang pertandingan.
Bukan saat di Liga Primer saja, dia tak pernah lepas dari map itu. Saat di Brasil lalu, dia juga melakukan hal yang sama. Juga saat melatih di Bayern Muenchen dan klub lainnya. Bisa jadi ini merupakan kebiasaan lamanya saat dia menjadi guru olahraga.
Dengan map yang berisi kertas-kertas kosong itu, dia nyaris tak pernah beranjak dari kursinya. Sekali pun ada yang memberikan perintah pada pemainnya di lapangan, biasanya dilakukan oleh asistennya. Selebihnya, dia asyik dengan kertas-kertas itu.
Manajer lainnya bukan tak berbuat seperti itu. Manajer Chelsea, Jose Mourinho juga kerap menulis catatan. Bedanya, dia hanya butuh notes kecil. “Saya tidak peduli orang bicara apa,” katanya. “Tapi ternyata banyak orang yang ingin tahu soal ini.”
Lantas apa yang dikerjakan Van Gaal selama anak buahnya bermain di lapangan? Benda yang terlihat seperti map itu berisi kertas-kertas berisi catatan tentang para pemainnya.
Di kertas-kertas itulah, dia curhat. “Pertama saya selalu menuliskan kesalahan kolektif yang tidak sesuai dengan taktik yang telah direncanakan sebelumnya,” katanya.
Selanjutnya, kata Van Gaal, dia selalu mencatat kesalahan para pemainnya. “Dengan cara ini saya memiliki urutan logis dari aspek tentang yang saya dapat berbicara dengan para pemain selama waktu istirahat,” katanya.
Hal yang sama dia lakukan saat bicara dengan para pemainnya di akhir pertandingan. Dengan cara itu, kata Van Gaal, dia tidak akan melupakan hal-hal yang dianggapnya penting. “Semua yang ada dalam catatan itu berguna untuk menyusun latihan saat latihan menghadapi pertandingan berikutnya.”
Meski sekarang sudah ada tablet atau perangkat lainnya, tapi Van Gaal tak mau menggunakan itu. Bisa jadi dia gaptek. Alasannya? “Tanpa pena dan kertas, Anda akan melupakan banyak hal.”
TELEGRAPH|IB