TEMPO.CO, Surabaya--Terminal Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya memikat wisatawan asing penumpang kapal MV Seabourn Odyssey dengan sajian musik berirama keroncong. Kapal pesiar berbendera Bahama itu merapat di Tanjung Perak, Sabtu pagi, 29 November 2014.
Menggunakan garbarata, ratusan penumpangnya turun dan mengunjungi berbagai etalase kebudayaan Jawa Timur. Selain keroncong, para wisatawan itu juga disuguhi minuman jamu tradisional, makanan ringan klepon, kerajinan batik dan topeng Malang. (Baca berita terkait: Kapal Pesiar Seabourn Odyssey Merapat di Surabaya)
Salah seorang penumpang MV Seabourn Odyssey, Lizzy, terkesan dengan Terminal Gapura Surya yang berlantai tiga. Perempuan kelahiran Selandia Baru itu baru sekali datang ke Surabaya. "Ini menakjubkan. Saya merasa nyaman begitu masuk di dalamnya. Orang Indonesia juga ramah dan murah senyum," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo, jumlah penumpang yang turun untuk melihat mini etalase kebudayaan dan kerajinan cukup banyak. Selanjutnya sekitar 100 wisatawan mengikuti paket tur yang terbagi menjadi dua, tur arkeologi ke Trowulan, Mojokerto dan tur keliling kota Surabaya. (Baca: Pemerintah Permudah Izin Kapal Pesiar Asing)
Adapun yang tidak ikut dalam dua tur itu antusias menjelajahi Gapura Surya Nusantara atau sekadar duduk menikmati musik keroncong. Tak sedikit pula yang memesan taksi dan berkeliling kota sendiri, meski kapal pesiar hanya sandar selama delapan jam di Tanjung Perak.
Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengungkapkan Surabaya memang masih perlu meningkatkan daya tarik destinasi wisatanya. Keberadaan terminal penumpang yang modern itu diharapkan bisa menambah kenyamanan wisatawan. "Kami juga mendorong Jawa Timur agar menyuguhkan paket wisata yang menarik, sehingga wisatawan mau tinggal lebih lama," katanya. (Baca: Indonesia Berpotensi Dikunjungi 1.500 Kapal Pesiar)
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kunjungan kapal pesiar ke Indonesia meningkat. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, pada 2014 terdapat 350 kapal pesiar yang singgah. Kunjungan kapal terbanyak ialah di Tanjung Benoa Bali, menyusul pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dan pelabuhan-pelabuhan di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Pada 2013, jumlah destinasi wisata yang semula sebanyak 113 meningkat menjadi 135 titik pada 2014.
Sedangkan ship calls pada 2013 sebanyak 309 dan meningkat menjadi 395 pada tahun ini. "Kalau dari sisi jumlah penumpang yang turun, kapal tahun 2013 sebesar 159.579 orang. Tahun ini meningkat menjadi 216.660 orang," kata Rizki.
Jumlah penumpang yang turun dan mengambil paket tur, kata dia, berkisar antara 50-70 persen. Di Surabaya, hanya sekitar 30 persen saja yang memilih berkeliling di lokasi wisata terdekat. (Baca juga: Pembangunan Ekonomi Ciptakan Destinasi Wisata Baru)
ARTIKA RACHMI FARMITA
Baca Berita Terpopuler:
Jakarta Ibu Kota Negara, Medan Ibu Kota Kuliner
Kelas-kelas Kuliner di Solo
Kenapa Kuliner di Solo Beragam?
Jakarta Ibukota Negara, Medan Ibukota Kuliner