TEMPO.CO, Balikpapan - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Area Kalimantan berencana membangun 5 unit Base Transreceiver Station (BTS) di kawasan perbatasan dengan Malaysia. Manager Umum ICT Telkomsel Kalimantan, Ardhiono Trilaksono, mengatakan lima BTS ini berlokasi di Tiong Ohang, Long Apari; Long Lunuk di Kabupaten Mahakam Ulu; dan Long Lays serta Agung Baru yang berlokasi di Nunukan, Malinau. “Kami sedang dalam proses pembangunan BTS di perbatasan,” katanya di Balikpapan, Selasa, 2 Desember 2014.
Menurut Ardhiono, pembangunan BTS Telkomsel ini guna melengkapi 6 unit BTS perbatasan lainnya yang sudah terbangun dan berlokasi di Long Ampung, Berang, Long Manyu, Long Pujungan, Data Dian, dan Long Nawang. Total keseluruhannya, Telkomsel nantinya akan memiliki 11 unit BTS yang membuka isolasi jaringan komunikasi warga perbatasan dengan dunia luar. “Akhir 2014 nanti kami harapkan seluruh BTS sudah bisa beroperasi,” paparnya. (Baca juga: Telkomsel Kucurkan Rp 1,5 Miliar untuk Bus Listrik)
Pembangunan BTS ini, kata Ardhiono, merupakan hasil kerja sama antara Telkomsel dan pemerintah daerah setempat. Telkomsel dalam hal ini hanya menyiapkan teknologi maupun sewa jasa jaringan satelit saja. “Kami bekerja sama dengan Kabupaten Mahakam Ulu, Malinau, dan Nunukan,” ujarnya.
Masing-masing daerah menyiapkan fisik pembangunan BTS, tower beserta pasokan kelangsungan solar untuk gensetnya mencapai 200 liter per bulan untuk masing-masing BTS. Keberadaan BTS ini nantinya mampu menjamin jaringan telepon Telkomsel di area perbatasan Kalimantan Timur dengan Malaysia.
“Sebelumnya warga harus kreatif sendiri membuat penguatan sinyal dengan kabel yang dipasang di atas puncak pohon yang tinggi. Sekarang dengan BTS ini jaringan Telkomsel akan lebih kuat,” tuturnya. (Lihat juga: Telkomsel Fokus Garap Layanan Machine to Machine)
Meskipun mendapatkan sokongan dari pemda setempat, Ardhiono menyatakan Telkomsel tetap merugi dari investasi ini. Dia memperkirakan nilai kerugian mencapai Rp 50 juta per BTS akibat rendahnya nilai pemasukan dibandingkan biaya operasional per bulannya. “Pemasukan di perbatasan hanya Rp 50 juta sedangkan untuk sewa jaringan satelit saja mencapai Rp 100 juta per bulan,” ungkapnya.
Meski begitu, dia menegaskan Telkomsel berkewajiban memberikan layanan telekomunikasi pada seluruh warga masyarakat termasuk di wilayah pelosok perbatasan. Telkomsel merupakan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, perusahaan operator pelat merah.
Menteri Dalam Negeri, Menteri Komunikasi dan Informatika, dan Direktur Utama Telkomsel rencananya akan meresmikan secara langsung berdirinya BTS perbatasan ini pada 10 Desember 2014 nanti.
SG WIBISONO
Terpopuler :
Risiko jika Jokowi Tenggelamkan Kapal Ilegal
Ini Nama-nama Direksi Baru Pertamina
Empat Poin Penting Aturan Baru Menteri Susi