TEMPO.CO, Jakarta - Direksi baru PT Pertamina (Persero) kemungkinan tidak akan melibatkan lagi Pertamina Enegy Trading Ltd (Petral) dalam impor minyak dari Sonangol EP, perusahaan asal Angola. (Baca juga: Pertamina Ngotot Pertahankan Petral)
Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan tim teknis perseroan sedang membicarakan skema kerja sama impor minyak dengan perusahaan minyak asal Angola, Sonangol E&P. "Tim teknis sedang mendetailkan skema bisnisnya seperti apa," kata Ali saat ditemui di kantornya, Selasa, 9 Desember 2014.
Menurut Ali, kedua perusahaan belum membicarakan komposisi kepemilikan saham atas perusahaan joint venture yang akan dibentuk. Pertamina, kata dia, juga sedangkan membicarakan rencana Sonagol yang hendak membangun kilang minyak di Indonesia. “Pertamina tidak mempermasalahkan rencana pembangunan kilang minyak selagi pertimbangan keekonomiannya masuk,” ujar dia. (Baca: Faisal Basri Segera 'Telanjangi' Petral)
Ditemui secara terpisah, Direktur Pemasaran dan Retail Pertamina Ahmad Bambang mengatakan Petral tidak dilibatkan dalam kerja sama impor minyak dengan Sonangol. "Nggak, nggak (enggak ada Petral)," kata Bambang.
Menurut Bambang, jual-beli minyak antara Sonangol dan Pertamina tidak akan melibatkan Petral maupun anak usahanya, Pertamina Energi Services. Dia mengatakan pelaksanaan nota kesepahaman antara Pertamina dan Sonangol akan diwujudkan melalui pendirian perusahaan patungan. Perusahaan baru ini yang mengurusi kerja sama kedua negara.
Bambang mengatakan penghematan dari impor langsung dengan Sonangol merupakan hasil hitungan Pertamina. Penghematan sebesar Rp 15 triliun per tahun itu didapat dari diskon US$ 15 per barel dikali volume impor 100 ribu barel per hari.
ALI HIDAYAT | KHAIRUL ANAM | FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler
Menteri Susi Tangkap 22 Kapal Ikan Cina
Ruhut Ungkap Agenda di Balik Pertemuan Jokowi-SBY
Jokowi-SBY Bertemu, Peta Politik DPR Berubah Total