TEMPO.CO, Blitar - Dinas Peternakan Kabupaten Blitar mengumumkan adanya serangan antraks di peternakan sapi setempat. Dalam waktu singkat, 14 sapi mati akibat wabah ini. (Baca berita lainnya: Sapi di NTT Negatif Antraks, Kambing Positif)
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar Mashudi mengatakan serangan ini diketahui dari kematian belasan sapi di peternakan di Desa Kendalrejo, Kecamatan Srengat. Satu per satu sapi di kandang besar milik peternak setempat, Yudiono, mati misterius.
Baca Juga:
Kematian beruntun sapi-sapi Yudiono terjadi sejak Hari Idul Adha hingga sekarang. "Kami langsung mengirimkan darah bangkai sapi ke Balai Besar Veteriner DI Yogyakarta untuk diperiksa," kata Mashudi, Kamis, 12 Desember 2014. (Baca: Wabah Antraks Diduga Serang Ternak Maros)
Hasilnya, darah sapi terakhir yang mati positif terinfeksi bakteri Bacillus anthracis atau antraks. Kepastian itu langsung dilaporkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur serta Kementerian Pertanian. Sesuai dengan prosedur, kata Mashudi, daerah yang terserang wabah tersebut harus diisolasi.
Untuk mencegah meluasnya wabah, Dinas Peternakan Kabupaten Blitar untuk sementara waktu menghentikan pengiriman daging sapi dan susu dari peternakan itu ke luar daerah. Sebab, selama ini Kendalrejo merupakan salah satu sentra peternakan sapi di Jawa Timur dengan jumlah populasi sekitar 140 ribu ekor.
Adapun untuk mencegah penularan bakteri dari bangkai sapi ke sapi hidup, Dinas Peternakan menyuntikkan vaksin kepada seluruh sapi di dua desa sekitar Kendalrejo yang jumlahnya sekitar seribu. "Vaksinasi massal ini kita berikan gratis," kata Mashudi.
Para pekerja di kandang peternakan itu juga diwajibkan mengikuti prosedur keamanan, seperti mengenakan sarung tangan dan melakukan sterilisasi saat keluar-masuk area kandang. (Baca pula: Menkes: Antraks Adalah Endemi Selalu Terjadi)
Kematian belasan sapi ini sempat membuat warga sekitar peternakan cemas. Mereka memprotes pemilik kandang yang menguburkan bangkai sapi di lokasi peternakan. Namun kecemasan warga mereda setelah petugas mengumumkan bahwa bangkai sapi yang terinfeksi antraks memang harus dikubur di tempat dan tak boleh dipindahkan. "Kami sempat takut akan tertular penyakit sapi," ujar Sodikin, warga setempat.
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler:
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi
Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi
Menkeu: Ada Pemilik Lamborghini Lolos dari Pajak