TEMPO.CO, Surabaya - Pemutaran film berjudul Senyap atau The Look of Silent di Universitas Airlangga Surabaya berlangsung lancar. Rektorat tak mempermasalahkan mahasiswa yang menggelar acara nonton bareng film dokumenter tentang kekejian peristiwa 1965 itu.
"Sudah dua kali kami memutar film ini. Sebelumnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik," ujar Rendy, mahasiswa yang menyaksikan Film Senyap di Ruang Soekarno Pinlab, Universitas Airlangga, Kamis, 11 Desember 2014. (Baca berita lainnya: Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang)
Rendy bersyukur acara nonton bareng di kampusnya bisa berlangsung dua kali tanpa hambatan. Ia menyesalkan pembatalan acara yang sama di Universitas Brawijaya Malang akibat larangan rektor.
Menurut dia, sebagai film dokumenter, Senyap memberikan banyak pengetahuan tentang buntut peristiwa berdarah 30 September 1965 dari sisi korban yang diduga komunis. "Bagus filmnya. Sayang, di Malang dilarang," ujar mahasiswa ilmu komunikasi itu.
Pemutaran Senyap di Unair dimulai sekitar pukul 13.30 dan diikuti puluhan mahasiswa. Mereka terlihat antusias menikmati isi film meskipun terganggu oleh mahasiswa yang keluar-masuk ruangan. Mereka tertawa ketika melihat salah satu adegan yang menceritakan seorang kakek tua yang mengaku berumur 16 tahun padahal kartu tanda penduduknya mengatakan dia kelahiran 1909. (Baca: Ini Alasan Rektor Unibraw Larang Pemutaran Senyap)
Seusai acara nonton bareng, panitia mengupas isi film tersebut dengan menghadirkan beberapa narasumber. Salah satunya Mochammad Yunus, Direktur Lembaga Hak Asasi Manusia Kota Surabaya. (Baca juga: Alasan Massa Minta Pemutaran Film Senyap Distop)
Di Malang, kegiatan serupa batal digelar setelah panita diintimidasi militer dan kelompok massa. Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang berniat memutar film dokumenter karya Joshua Oppenheiner itu ketakutan setelah didatangi tentara pada Selasa, 9 Desember 2014. Dia dan rekan-rekannya diminta membatalkan pemutaran film yang bertujuan menyambut Hari Hak Asasi Manusia Internasional yang diperingati setiap 10 Desember itu.
EDWIN FAJERIAL
Berita Terpopuler Lainnya:
Menkeu: Ada Pemilik Lamborghini Lolos dari Pajak
Tragedi Dukun Santet Banyuwangi Mesti Diusut Lagi
Menteri Anies: Banyak Pungli di Sekolah di Daerah
Dikuasai Kubu Agung, Ical: DPP Golkar Milik Berdua