TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu korban penyanderaan di Kafe Lindt, Sydney, Australia, menyampaikan permintaan para teroris yang menahan puluhan orang di kafe tersebut. Melalui akun Facebook-nya, perempuan bernama Marcia Mikhael ini menyatakan tiga tuntutan para penyandera.
Tuntutan pertama adalah mereka meminta bendera Islamic State dikirimkan ke kafe itu. "Kirim bendera IS (dulu ISIS) ke kafe, maka kami akan membebaskan satu sandera," kata penyandera melalui akun Mikhael ini. (Baca juga: Sydney Mirip Kota Mati)
Selain itu, para teroris juga meminta berbicara langsung ke Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Bila tuntutan kedua dipenuhi, mereka berjanji melepaskan lima orang sandera. Tuntutan terakhir adalah memberitahukan kepada media bahwa dua saudara para penyandera ini, agar tidak meledakkan dua bom yang ditanam di tengah Kota Sydney.
Menurut Mikhael, para teroris mendesak agar tuntutan itu segera dilaksanakan. "Bila tidak, mereka akan membunuh kami," katanya. (Baca juga: Lima Sandera Sydney Berhasil Kabur)
Mikhael melanjutkan, para penyandera ingin memberitahukan kepada dunia internasional bahwa Australia sedang menghadapi serangan Islamic State. "Mereka juga mengancam akan membunuh kami. Kami sangat membutuhkan bantuan," katanya.
Sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, puluhan orang menjadi korban penyanderaan kelompok teroris di Kafe Lindt, Australia. Peristiwa ini sudah berlangsung selama dua belas jam.
Polisi berjanji akan membebaskan para sandera malam ini. Sebanyak lima orang sandera sudah berhasil melarikan diri.
Kafe Lindt terletak tepat di jantung Kota Sydney. Kawasan tersebut dekat dengan lokasi wisata seperti gedung Opera House dan taman Royal Botanic Gardens.
DEWI RINA
Terpopuler:
Susi: Jangankan Cina, Amerika pun Kita Lawan
Kata KPK Soal Transaksi Mencurigakan Kasus BJB
Kontras Ancam Laporkan Jokowi ke PBB
Buat Film Porno di Gereja, Mengaku 'Malaikat'