TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menahan 4 pelajar SMK Bakti Jakarta yang diduga sebagai provokator tawuran di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. "Tiga di antaranya membawa senjata tajam jenis parang dan clurit," kata Kepala Bagian Humas Kepolisian Jakarta Timur Komisaris Sri Bhayakari kepada Tempo di kantornya, Selasa, 16 Desember 2014.
Inisial tiga pelajar yang membawa senjata tajam ialah AMI, 16 tahun, SOS, 16 tahun, dan SHM, 17 tahun. Mereka kini mendekam di ruang tahanan Kepolisian Jatinegara, Jakarta Timur.
Tawuran, kata Sri, diduga karena pelajar berupaya mencari musuh seusai pulang sekolah. Mereka berkeliling hingga ke Terminal Kampung Melayu dan mampu memancing keributan dengan warga di sekitar terminal pada Rabu siang, 10 Desember 2014.
Tempo yang ada di lokasi kejadian kala itu menyaksikan mulanya pelajar berhamburan lari dari dalam terminal ke ruas jalan Jatinegara Barat sambil meneriaki polisi yang menangkap seorang pelajar. Tak berselang lama, warga juga berlarian mengejar pelajar yang mulai melempar batu. Warga yang terprovokasi membalas lemparan batu tersebut. Lantas, pelajar juga mengeluarkan clurit dan parang dari dalam tas mereka. Selain itu, petasan juga disulut oleh pelajar lalu diarahkan ke warga. (Baca: Warga Vs Pelajar Tawuran di Kampung Melayu)
Sri menjelaskan ketiga pelajar yang memiliki senjata tajam bisa dijerat dengan Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam. Ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara. Tapi, kata Sri, polisi mempertimbangkan usia tersangka yang masih anak-anak sehingga diupayakan restorasi hukum. Nantinya, tersangka bisa dikembalikan pada orang tua untuk dibina. "Lagi pula, senjata tajam itu belum melukai orang," kata dia.
Sri melanjutkan, maraknya tawuran pelajar berbekal senjata tajam membuat polisi mengawasi jual-beli alat tersebut dengan ketat. Sebab, senjata tajam masih bisa dibeli secara serampangan oleh masyarakat. "Kami juga minta orang tua mengawasi aktivitas anak mereka," ujarnya.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita Lainnya:
Heboh Teror di Australia, Sydney seperti Kota Mati
Habis Teror di Australia, Terbit Penyanderaan di Belgia
'Jokowi Lebih Pantas Pimpin PDIP Dibanding Mega'
Sandera: Empat Bom Ditanam di Sekitar Sydney