TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo tidak mengutamakan target pendapatan pajak kepada Direktur Jenderal Pajak yang akan terpilih. Namun ada hal lain yang diincar dari pejabat baru tersebut. "Manajemen kelembagaan lebih diutamakan," ujar Mardiasmo, Selasa, 16 Desember 2014.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan penerimaan pajak hampir Rp 2.000 triliun. Target itu, tutur Mardiasmo, bukti bahwa potensi penerimaan pajak Indonesia cukup besar. "Ada reward dari Presiden untuk Dirjen Pajak jika target tersebut tercapai," katanya.
Mardiasmo, yang juga Ketua Panitia Seleksi Dirjen Pajak, menekankan penataan kelembagaan sebagai proyeksi masa depan Dirjen Pajak. Sebab, pemerintah kini menghendaki perubahan dalam sistem perpajakan. (Baca: 'Ngemplang Pajak, Cekal; Tilep Pajak, Pecat')
Menurut Mardiasmo, dengan seleksi ini, Dirjen Pajak yang baru diharapkan dapat melakukan reformasi birokrasi. Mardiasmo juga berharap Dirjen Pajak tidak harus berasal dari internal lembaga pajak untuk menjaga transparansi dan independensi. "Semua jabatan eselon I di Kementerian Keuangan akan dilelang secara terbuka," ujarnya.
Ihwal target penerimaan pajak, Mardiasmo yakin hal itu bisa dilakukan jika Dirjen terpilih mampu melakukan reformasi birokrasi. Sebab, sosok tersebut memiliki kompetensi yang pas dan integritas yang mumpuni. "Kualifikasi terpenuhi, target pajak otomatis terpenuhi," katanya. (Baca: Melongok Harta Puluhan Miliar Calon Dirjen Pajak)
ANDI RUSLI
Berita Terpopuler
Begini Akhir Teror Penyanderaan di Australia
Rini Soemarno Mau Jual Gedung BUMN ke Ahok
Dua Sandera Tewas, Korban Teror di Australia