TEMPO.CO, Surabaya - Kapten Suwanto merasa bangga mendapat apresiasi dari pimpinannya, Panglima Komando Daerah Mliter V/Brawijaya Mayor Jenderal Eko Wiratmoko, atas keberhasilannya membebaskan Zahriani Putri Agustin, 10 tahun, dari penyanderaan Fuad Ahmad di Gresik pada Rabu kemarin.
"Saya bangga ada apresiasi dari pimpinan," kata ayah dua anak ini kepada wartawan seusai menerima penghargaan di Markas Komando Daerah Militer Brawijaya, Kamis, 18 Desember 2014. (Baca berita sebelumnya: Kalah Judi, Pria Ini Sandera Siswa SD di Gresik)
Pembebasan terhadap Rani, menurut Suwanto, dilakukan sebagai perwujudan dari naluri orang tua. Sebab, nyawa bocah sekolah dasar itu terancam sehingga secara spontan dirinya berkomunikasi dengan pelaku dengan mengaku sebagai Komandan Kodim 0817 Gresik sampai bergumul di dalam mobil. "Semua saya lakukan spontan," kata Suwanto.
Kapten Suwanto lahir di Gresik pada 12 November 1965. Ia lulusan Secaba PK tahun 1988 dan baru menjabat sebagai Perwira Seksi Personalia Kodim 0817/Gresik pada Maret 2014. Kapten berkumis dan beralis tebal ini suami dari Kumayah dan ayah dari Ardiansyah Armawan, 29 tahun, serta Firman Maulanan, 12 tahun.
Sebelumnya, Kapten Suwanto pernah menjabat sebagai Komandan Rayon Militer 0817/17 dan Komandan Rayon Militer 0817/10 wilayah Kodim Gresik. Dalam kesehariannya, Suwanto dikenal sosok yang tegas, sabar, dan peduli dengan anggota maupun bawahannya. (Baca: Penyandera Anak SD di Gresik Sempat Telepon Rekan)
Drama penyanderaan itu pun diakui Suwanto baru pertama kali dihadapinya. Ia sangat terbantu dengan sikap Rani yang tetap tenang meski sedang disandera dan nyawanya terancam. Korban tidak meronta dan menangis, walaupun wajahnya pucat karena ketakutan. "Saya salut terhadap korban. Dia diam, nurut," kata dia.
Penyanderaan itu berakhir dengan tewasnya pelaku. Sebelumnya, korban berhasil lebih dulu diselamatkan. Anggota Polres Gresik mengaku menembak pelaku lantaran tembakan peringatan tidak digubris. Sebaliknya, pelaku terus meronta dan berusaha menyerang. Khawatir nyawa Suwanto yang masih berada di dalam mobil bersama korban terancam, polisi kemudian melepaskan tembakan di dagu dan leher pelaku hingga tewas. (Simak pula: Polisi Tembak Penyandera Bocah, 3 Saksi Diperiksa)
Bersama Bintara Administrasi dan Personalia Sersan Mayor Andi Junaidi serta anggota Polres Gresik Aiptu Bambang Sulistyo dan Bripka Godlif Franklin, Suwanto diberi piagam penghargaan dan uang pembinaan oleh Pangdam Eko Wiratmoko. Mereka dinilai sebagai contoh prajurit dan aparat penegak hukum sejati yang peka terhadap kesulitan masyarakat di sekelilingnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler:
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret
Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya
Polisi Tangkap Demonstran Anti-Natal di Mojokerto
JK Ketua Umum PMI, Titiek: Saya Tetap Menang