TEMPO.CO, Bandung - Jalur dari Bandung ke Garut lewat Jalan Raya Rancaekek sampai Jumat, 19 Desember 2014, masih terendam banjir setinggi 40-50 sentimeter. Jalur utama itu sejak Kamis malam kemarin terputus total karena ketinggian banjir mencapai 100 cm.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan jalur Bandung-Garut terkena dampak terparah akibat meluapnya Sungai Citarik. “Semalam putus total. Pagi ini, jalur Bandung-Garut hanya bisa dilalui bus. Mobil dan sepeda motor belum bisa. Kemacetan pun cukup panjang,” kata Marlan.
Dia menuturkan pengendara dari Bandung ke Garut bisa mencoba dua jalur lain. Pertama, lewat Jatinangor ke Pamulihan lalu keluar di Parakan Muncang. Jalur kedua lewat Sapan, Gedebage, ke Warung Peteuy, Cicalengka.
Adapun di jalur jalan tersebut arah sebaliknya, yaitu dari Garut ke Bandung, ketinggian banjir relatif dangkal. Menurut Marlan, mobil dan sepeda motor pagi ini sudah bisa melintasinya.
Selain di Rancaekek, luapan Sungai Citarik setinggi 40 cm juga menggenangi perumahan warga di Cicalengka serta memutus jalan pada Kamis malam lalu. Banjir lainnya menggenangi perumahan warga di Baleendah dengan ketinggian 50-100 cm. Pagi ini, ujar Marlan, semua banjir tersebut mulai surut.
Adapun di daerah Cileunyi, warga dilaporkan sedang memperbaiki tanggul yang jebol oleh luapan Sungai Cikeruh. “Ada empat rumah yang dilaporkan terendam,” kata Marlan.
Di Desa Cukang Genteng, Kecamatan Pasir Jambu, BPBD Kabupaten Bandung menerima laporan adanya longsor yang menimbun pemakaman dengan luas tutupan tanah sekitar 3 meter persegi.
Sejak Kamis sore hingga malam kemarin, hujan berjam-jam mengguyur Bandung dan daerah sekitarnya. Di Cibiru, Bandung Timur, angin puting beliung juga merusak puluhan rumah serta kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
ANWAR SISWADI
Berita lain:
Ke Mana 'Rekening Gendut' Artis Diinvestasikan?
Jokowi: Indonesia Gemah Ripah Loh Jinawi, Faktanya...
Soal Natal, FPI Anggap Presiden Jokowi Murtad