TEMPO.CO, Ternate - Akibat abu vulkanis Gunung Gamalama, harga masker di Ternate melonjak. Harga masker yang dijajakan di Kota Ternate mencapai Rp 7.000 per lembar. Padahal normalnya hanya Rp 1.000 per lembar. Meski dijual dengan harga sangat mahal, masker lalu laris manis. Jumiati, penjual masker di sekitar lampu merah Kelurahan Santiong, Kecamatan Ternate Tengah, misalnya, bisa menjual 500 lembar masker per hari.
“Sekali jual, saya mendapatkan untung Rp 400 ribu,” kata Jumiati kepada Tempo, Jumat, 19 Desember 2014. Ia menjual masker yang dibelinya dari apotek dan toko bangunan seharga Rp 50 ribu per dus. Ia memperkirakan harga masker akan naik lagi kalau Gamalama terus mengeluarkan abu.
Baca Juga:
Hal yang sama dilakukan Abraham, penjual masker di Lapangan Ngaralamo. Menurut dia, dari pagi hingga siang hari, ia bisa menjual 100 masker dengan pendapatan Rp 700 ribu. “Setiap Gamalama meletus, banyak orang yang menjual masker,” ujarnya.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman menuturkan, untuk mengantisipasi dampak abu vulkanis Gamalama, Pemerintah Kota Ternate membagikan 7.000 masker gratis. Pemerintah bahkan telah menyiapkan lebih dari 50 ribu masker. “Rencananya, pembagiannya akan dilakukan per kelurahan. Masyarakat diminta untuk tidak panik.” (Baca: Ini Nama 9 Korban Luka Akibat Letusan Gamalama)
Kamis malam, 18 Desember 2014, Gamalama meletus dengan disertai abu vulkanis. Sedikitnya 40 kelurahan di tiga kecamatan tertutup abu. Akibat letusan itu, Bandara Babullah, Ternate, ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. (Baca: Gamalama Meletus, 9 Penerbangan Tergangggu)
BUDHY NURGIANTO
Terpopuler:
Dihujat FPI Soal Natal, Jokowi Dibela Ketua NU
Deddy Mizwar Pejabat Tajir, Punya Rekening Gendut
Pilot Dimaki Dhani, Garuda: Baru Pertama Terjadi
Ketua PBNU: Ucapan 'Selamat Natal' Tak Haram
Soal Natal, FPI Anggap Presiden Jokowi Murtad