TEMPO.CO , Jakarta:Subang - Menteri Negara Koperasi dan Usaha Menengah Kecil, Anak Agung Puspayoga, mengatakan usaha koperasi yang bertahan hidup di Indonesia hanya 72 ribu lebih atau 35 persen dari total 206 ribu koperasi yang telah berbadan hukum hingga akhir tahun 2014.
"Sisanya, mati suri dan bangkrut," kata Puspayoga saat ditemui Tempo di sela-sela blusukannya ke Koperasi Serba Usaha Annisa di Desa Citra, Kecamatan Binong, Subang, Jawa Barat, Sabtu, 20 Desember 2014.
Ratusan ribu lembaga usaha koperasi yang mati suri dan bangkrut di antaranya masih bisa berjalan tetapi sudah tak bisa melaksanakan kewajiban rapat anggota tahunan, sisanya benar-benar sudah tidak bisa jalan alias bangkrut.
Menurut Puspayoga, dirinya sedang berkonsentrasi buat meningkatkan kinerja dan usaha koperasi yang eksistensinya nyata agar mampu bersaing di pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada 2015.
"Kami tak lagi bicara soal jumlah, tetapi kualitas. Sedikit tapi berkualitas itu lebih bagus," Puspayoga memberikan alasan.
Dari hasil blusukan beberapa hari terakhir ini di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat, Puspayoga melihat masih banyak usaha dan produk koperasi yang bisa bersaing di pasar MEA.
Koperasi Serba Usaha Annisa merupakan koperasi yang dianggap bisa bersaing di pasar MEA. "Sebab, produksi beras ketan koperasi Annisa kualitasnya sangat bagus dan sudah bisa diekspor," ujar Puspayoga.
Hanya saja, semua koperasi yang bergerak dalam produk pangan khususnya beras, memang masih memiliki kekurangan, khususnya soal resi gudang. "Soal ini akan kami koordinasikan dengan Kementerian perdagangan," ujar Puspayoga.
Ketua Koperasi Serba Usaha Annisa Desa Citra, Binong, Subang, Hety Yohetty, mengatakan akibat kekurangan resi gudang sebanyak 4.000 ton gabah kering giling jenis ketan milik anggota koperasi, tak tertampung.
"Kami baru bisa menampung 3.000 ton GKG di empat gudang resi yang sudah ada," ujar Hety. Buat bisa menampung 4.000 ton GKG pihaknya masih memerlukan sedikitnya tiga gudang baru. "Kami mohon bantuan dari pemerintah."
Bupati Subang, Ojang Sohandi, berjanji akan membangunkan kekurangan gudang resi tersebut. "Siapkan saja lahannya, dananya nanti pemkab yang menanggung," ujar Ojang.
Dari 15 kecamatan sentra pangan Subang yang semuanya berada di wilayah Pantai Utara (Pantura) tersebut, akan dibangunkan minimal 10 resi gudang buat menampung produksi GKG yang tahun ini ditargetkan mencapai 1,2 juta ton.
Ketua Dewan Koperasi Kabupaten Subang Daeng Makmur Thahir, mengatakan saat ini jumlah koperasi yang berbadan hukum mencapai 700 buah.
NANANG SUTISNA
Baca juga:
Ibas: SBY Akan Kembalikan Kejayaan Demokrat
BMKG: Peringatan Dini Hujan Lebat Disertai Angin
Gamalama Meletus Lagi, Bandara Tutup 2 Hari Lagi
Akses ke Lembaga Keuangan Minim, Ekonomi Terhambat