TEMPO.CO, Jakarta - Proses penggusuran permukiman warga di bantaran Kali Apuran, Kelurahan Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat, terhambat. Hambatan itu muncul karena warga menghalangi alat berat yang akan masuk ke permukiman. Alat berat itu digunakan untuk merobohkan bangunan.
"Kami kan akan direlokasi ke rusun, tapi rusunnya saja belum siap. Kalau rumah kami digusur, kami nanti tinggal di mana," kata Zaelani, 42 tahun, tokoh masyarakat setempat menjelaskan alasan warga menolak penggusuran hari ini, 22 Desember 2014.
Menurut Zaelani, sejak pagi warga sudah bersiaga. Dia sendiri terus berkoordinasi dengan warga menggunakan telepon genggam, untuk mencegah masuknya alat berat. (Baca juga: Warga Kali Angke Periksa Wartawan, Ada Apa?)
Zaelani mengatakan warga sama sekali tidak berniat melawan pemerintah yang akan membersihkan bantaran Kali Apuran dari bangunan tempat tinggal. Hanya saya mereka meminta kejelasan tempat tinggal setelah rumah mereka digusur. (Baca juga: Warga Bantaran Kali Apuran Diminta Kosongkan Rumah)
Pemerintah memang menjanjikan akan merelokasi seluruh warga ke rumah susun Daan Mogot. Namun rumah susun itu sampai sekarang masih dalam proses pembangunan dan belum siap dihuni. Warga khawatir jika rumah mereka dirobohkan, mereka tidak bisa punya tempat untuk berteduh.
"Kalau rusun belum siap, ya tolong jangan dipaksakan. Ditunda dulu sampai kami jelas akan tinggal di mana setelah dibongkar," kata Niham, 59 tahun, warga RT 13.
DINI PRAMITA
Berita lain:
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax
Jokowi Janjikan Eva Bande Bebas di Hari Ibu
Jokowi Gampang Diobok-obok, Ini Sebabnya