TEMPO.CO, Blitar - Tragedi hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura membuyarkan rencana Ruth Natalia M. Puspitasari naik ke pelaminan. Dia bersama calon suami dan mertuanya adalah penumpang pesawat yang hilang dalam perjalanan udara pada Ahad pagi, 28 Desember 2014, tersebut.
Kisah pilu itu dituturkan David, kerabat Ruth Natalia yang beralamat di Kelurahan Wlingi, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. "Ini bukan perjalanan pertama mereka ke Singapura," kata David, Senin, 29 Desember 2014. (Baca berita terkait: Mengapa Air Asia Majukan Jadwal Penerbangan?)
Ruth sudah tiga hari berada di Surabaya. Untuk menghabiskan akhir tahun di Singapura, karyawati Bank HSBC Surabaya ini mengajak calon suami dan mertuanya menumpang pesawat AirAsia. Bagi mereka, perjalanan ini bukan pertama kalinya. Dua pekan sebelumnya, Ruth juga ke Singapura mengantarkan ibunya menjalani operasi punggung.
Karena itu, kabar hilangnya pesawat melalui media massa kemarin pagi membuat seluruh keluarga Ruth di Blitar kaget. Bahkan, hingga kini, ibunya dalam keadaan shocked dan mengurung diri di kamar. Keluarga berharap ada keajaiban Tuhan yang dapat menyelamatkan perempuan 26 tahun tersebut dari musibah ini. "Semoga ada mukjizat Tuhan untuk para penumpang," ujare David. (Lihat juga:Menteri Jonan: Cari Air Asia Sampai Ketemu!)
Pesawat AirAsia yang membawa 155 penumpang, terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak, dan 1 bayi, hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Juanda. Sebelum lepas landas, pesawat yang diawaki 2 pilot, 4 awak kabin, dan 1 teknisi itu dinyatakan layak terbang dan tak mengalami kendala mesin. Hingga kini, Basarnas mengerahkan tim untuk mencari jejak pesawat tersebut. (Baca: Cari AirAsia,TNI AU Sisir Perairan Tanjung Pandan)
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler:
Daftar Nama Kru dan Penumpang AirAsia
Posisi 2 Pesawat Ini Dekat dengan AirAsia QZ8501
Beredar Broadcast Semua Penumpang AirAsia Selamat
Lima Teori Hilangnya Pesawat Air Asia
Tak Baca Email, 10 Penumpang AirAsia Batal Terbang
Pramugari AirAsia Ini Berencana Mudik ke Palembang