TEMPO.CO , Jakarta - Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil menemukan jenazah yang diduga penumpang pesawat Air Asia QZ8501 di sekitar perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa, 30 Desember 2014. Namun helikopter Basarnas jenis AS-365N3+ Dauphin tak mampu mengevakuasi jasad korban. Hempasan angin dan ombak yang besar mengombang-ambingkan helikopter.
Walhasil helikopter meminta bantuan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo yang sedang berlayar tak jauh dari lokasi penemuan tiga jenazah. Kapal perang bernomor lambung 357 itu lantas berlayar menuju lokasi. Kru kapal perang Bung Tomo lantas mengevakuasi ketiga jenazah dengan bantuan dua perahu karet. (Baca: KRI Bung Tomo Jemput 3 Mayat Diduga Korban)
Seperti apa kehebatan KRI Bung Tomo?
KRI Bung Tomo adalah salah satu arsenal terbaru TNI Angkatan Laut. Kapal tersebut tiba dari Inggris pada 8 September 2014. Kapal jenis Multi Role Light Fregate (MRLF) ini dibuat oleh galangan BAE System Maritime Naval Ship. Indonesia membeli tiga kapal jenis ini dan diberi nama KRI Bung Tomo, KRI John Lee, dan RI Usman Harun. Ketiga kapal itu bertugas di Armada Timur TNI AL. (Baca: Tiga Mayat Korban Air Asia Dijemput Kapal Perang)
Berdasarkan keterangan TNI Angkatan Laut, KRI Bung Tomo memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dan berat 2.300 ton. Kapal ini dilengkapi sistem pendorong empat motor pokok CODAD (combined diesel and diesel) yang mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 31 knots dan jarak jelajah 9.000 kilometer.
KRI Bung Tomo memiliki persenjataan yang cukup lengkap, antara lain meriam Oto Melara 76 milimeter (mm), dua meriam penangkis serangan udara 30 mm, dua unit peluncur Rudal Exocet MM40, 16 peluncur rudal permukaan ke udara, dua peluncur torpedo, dua senapan mesin 12,7 mm, dan dua ECM Jammer.
Meski nampak gagah, KRI Bung Tomo dan dua sejawatnya ternyata dirundung masalah suku cadang. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengaku tak punya suku cadang yang cukup untuk mendukung tugas ketiga kapal itu. Sebab, dana yang dimiliki pemerintah tak cukup untuk membeli suku cadang. “Kami beli kapal perangnya dulu. Untuk suku cadang akan kami anggarkan lagi,” katanya.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler
Puing Diduga Air Asia Ditemukan Nelayan Bangka
Air Asia Raib, Akun Indigo Ini Bikin Heboh
Misteri Tiga Menit Sebelum Hilangnya Air Asia