TEMPO.CO, Surabaya - Tim Disaster Victim Identification (DVI) menyiapkan 3 kontainer cold storage atau kotak pendingin untuk menyimpan jenazah korban Air Asia QZ 8501. Satu kontainer berkapasitas 80 jenazah.
Ketua TIM DVI Jawa Timur dan Regional Tengah, Komisaris Besar Budiyono, mengatakan jenazah korban yang datang akan langsung disimpan di dalam kontainer di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. "Penyimpanan itu untuk menghindari pembusukan," ujarnya kepada Tempo, Selasa malam, 30 Desember 2014. (Baca: Tim Pencari Air Asia Temukan Benda Mirip Pelampung)
Seluruh korban yang nantinya berhasil ditemukan akan dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan proses identifikasi. Proses ini membutuhkan data fisik dan sekunder yang bisa menjadi pembanding DNA korban. (Baca: Air Asia Raib, Akun Indigo Ini Bikin Heboh)
Tim DVI, kata Budiyono juga sudah menyiapkan 4 tim yang berjumlah lebih dari 100 orang. Tim pertama bertugas di lokasi penemuan di Pangkalan Bun yang jumlahnya 10 orang. Mereka memeriksa awal korban setelah ditemukan. (Baca: 3 Jasad Korban Air Asia Bergandengan Tangan)
Tim kedua bertugas memeriksa mayat di rumah sakit, terdiri dari sejumlah ahli seperti forensik, antropolog dan DNA. Tim ketiga mengumpulkan keterangan antemortem yang terbagi dalam 2 shift, masing-masing 30 orang. Tim keempat melakukan rapat rekonsiliasi untuk mencocokkan hasil pemeriksaan dan data antemortem. "Tim ini yang nantinya memastikan positif identitas korban atau bukan," kata Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan Polda Jatim. (Baca: Korban AirAsia, Tim SAR Sempat Sentuh Tangan Jasad)
Menurut Budiyono, pihaknya tidak ingin terburu-buru mengidentifikasi dalam memastikan identitas korban. Kepastian identitas nantinya bisa digunakan keluarga untuk mengurus surat waris ataupun asuransi. (Baca: Body Air Asia Tampak di Bawah Permukaan Laut)
Waktu yang lebih lama juga akan dibutuhkan Budiyono lantaran keterbatasan kamar otopsi. Sebab, RS Bhayangkara Polda hanya mempunyai 15 meja otopsi. (Baca: Tim Pencari Air Asia Temukan Benda Mirip Pelampung)
Diakui Budiyono, pihak keluarga korban seringkali menuntut kecepatan waktu identifikasi. Keluarga juga biasanya meminta untuk masuk ke ruang otopsi dan melihat jenazah. Ini menjadi kendala tersendiri bagi tim DVI. "Ini sulit untuk dihadapi, sehingga jadi kendala nonteknis identifikasi," ujarnya. (Baca juga: Air Asia, Ditemukan Serpihan Pesawat di 3 Lokasi)
AGITA SUKMA LISTYANTI
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Kasus E-mail Palsu, Bank Mandiri Lapor Polisi
PPATK Temukan Rekening Gendut 26 Bupati
Indonesia Kehilangan 90 Ribu Barel Minyak Perhari