TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah di pengujung tahun 2014 berada di posisi yang meyakinkan. Rupiah yang sejak pagi cenderung menguatan akhirnya ditutup di level 12.387 atau naik 46,5 poin (0,37 persen). (Baca: 2014, Bursa Saham Indonesia Paling Unggul)
Pengamat Currency Group Management, Farial Anwar, berpendapat intervensi otoritas moneter menyebabkan rupiah menguat signifikan. Alasannya, di tengah transaksi valuta asing yang sudah sangat terbatas, Bank Indonesia berupaya membuat performa rupiah tampak bagus di akhir tahun. “Setiap menjelang pergantian tahun ada operasi moneter sehingga rupiah cenderung menguat,” kata dia kepada Tempo, Rabu 31 Desember 2014.
Baca Juga:
Selain hal itu, penguatan rupiah terbantu efek window dressing yang terjadi di lantai bursa. Menurut Farial, investor asing yang berhasil mencatatkan pembelian bersih (net buy foreign) senilai Rp 2,495 triliun dalam perdagangan saham terakhir membangun persepsi bahwa likuiditas dolar di pasar domestik sangat melimpah. (Baca: Tutup Tahun 2014, Indeks Saham Melambung)
Namun Farial mengatakan kurs rupiah tidak akan banyak berubahan di tahun 2015. Sebab ketidakpastian yang disebabkan oleh spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mendorong investor untuk menjadikan dolar sebagai safe haven. “Ada kemungkinan rupiah mencapai level 13.000 per dolar,” tuturnya.
MEGEL JEKSON
Berita Lain
Akhir Nasib Petral: Dilumpuhkan!
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Empat Fakta Kinerja Korporasi Air Asia