TEMPO.CO , Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas atau Tim Anti Mafia Migas, Faisal Basri, mengungkapkan beberapa penyimpangan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dalam pengadaan minyak. Data ini didapatkan berdasarkan presentasi Petral di hadapan Tim Anti Mafia Migas pada 17 Desember 2014. (Baca: Akhir Nasib Petral: Dilumpuhkan!)
Salah satu kecurangan Petral, kata Faisal, adalah memanipulasi pengadaan melalui perusahaan minyak pemerintah asing (national oil companies/ NOC). "Dengan cara ini, muncul kesan kuat mata rantai pengadaan minyak semakin pendek," kata Faisal di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Selasa 30 Desember 2014.
Namun fakta dan temuan tim Faisal menunjukkan banyak NOC pemenang tender tidak memiliki minyak sendiri. Mereka kerap memperoleh minyak dari pihak lain. Kecurigaan Tim Anti Mafia Migas muncul saat melihat Maldives NOC Ltd., satu perusahaan dalam Daftar Mitra Usaha Petral.
"Maldives kan tidak punya sumber minyak. Kenapa bisa menang? Dapat minyak darimana?" ujar Faisal. Berdasarkan informasi yang diperoleh Faisal, Maldives NOC beberapa kali digunakan sebagai kedok untuk memenuhi ketentuan pengadaan minyak oleh Petral. (Baca: Tak Transparan, Faisal Basri Panggil Petral)
Selanjutnya: Mata Rantai Panjang