TEMPO.CO, Surabaya - Kapal pengangkut sapi dan kambing, KM Surya Utama II, tenggelam di perairan Sumenep, Sabtu, 3 Januari 2015. Kapal yang bertolak dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo, menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu tenggelam sekitar 40 mil sebelum Pulau Masalembu, sebelah utara Kabupaten Sumenep, Madura. Kapal berawak 13 orang tersebut membawa 204 ekor sapi dan 750 ekor kambing dari Bali.
Peristiwa itu diketahui ketika KM Labobar milik PT Pelni mendapat panggilan dari kapal kargo MV Fodas Peso Adores. Kapal berbendera Panama dari Thailand menuju Papua Nugini itu meminta bantuan evakuasi KM Surya Utama II yang tenggelam. "Muallim jaga kami, Ujang Machmud, menerima panggilan pada Senin, 5 Januari, pukul 20.45. Jarak kami saat itu 6 mil di sebelah kiri MV Fodas," kata kapten KM Labobar, Labani, kepada Tempo setelah sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa, 6 Januari 2015.
KM Labobar yang tengah berlayar dari Makassar menuju Surabaya itu lalu merespons. Pukul 21.00, pihaknya langsung menghampiri koordinat yang diberikan. Kapal lalu menemukan tiga anak buah kapal yang berenang ke arah Labobar pada pukul 21.26.
Namun, karena ombak terlalu besar, Labani tak berhasil menurunkan kapal sekoci. "Kami putuskan menjauh dulu, baru kami datangi. Tapi hanya ketemu dua ABK," ujarnya. Hingga pukul 00.14 pada 6 Januari, pencarian ABK lainnya tidak berhasil. Akhirnya Labani memutuskan melanjutkan pelayaran ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Dua ABK yang selamat langsung dijemput Polisi Air Jatim, tim SAR, dan kesyahbandaran untuk menjalani perawatan. Wadir Polair AKBP Nanang mengatakan polisi akan memprioritaskan pemulihan trauma keduanya.
"Setelah itu kami akan periksa kronologi bagaimana terjadinya. Kami juga akan berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan agen kapal untuk pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Saat ini, kapten kapal Syamsudin dan sepuluh ABK lainnya berhasil diselamatkan dan diangkut MV Fodas Peso Adores. Kapal kargo itu kini berada dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Perak.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Berita lain:
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Ulama Malaysia Haramkan Yoga dan Kopi Luwak