TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan mendapat pesan elektronik dari bos Air Asia, Tony Fernandes, pasca-pembekuan rute terbang Surabaya-Singapura. "Ia mengirim e-mail mengaku itu adalah kesalahannya," kata Jonan di kantornya, Selasa, 6 Januari 2015.
Pemerintah membekukan sementara izin penerbangan Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura karena penggunaan slot terbang ini tidak sesuai dengan isi surat Direktur Jenderal Perhubungan tertanggal 24 Oktober 2014 perihal izin penerbangan luar negeri periode musim dingin 2014/2015.
Dalam surat itu, Air Asia rute Surabaya-Singapura diizinkan terbang setiap Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Tapi, ternyata Air Asia mengudara pada Senin, Rabu, Jumat, dan Ahad. Masalah ini terbongkar setelah Air Asia mengalami kecelakaan di perairan Karimata pada Ahad, 28 Desember 2014.
Tim investigasi, kata Jonan, akan segera membeberkan identitas semua pihak yang bertanggung jawab atas pemberian izin rute yang tak sesuai dengan surat Dirjen Perhubungan Udara itu. "Kami akan konsisten,” ujarnya. Bukan hanya memeriksa perizinan rute Air Asia, tim investigasi juga menyelidiki izin rute maskapai lain. (Baca: Menteri Jonan di Atas Angin)
Karena itu, Jonan mengatakan, tidak tertutup kemungkinan ada maskapai lain yang izin rutenya ikut dicabut. “Kami akan umumkan siapa saja yang harus dicabut izin rutenya atau dibekukan. Kalau ada yang terbang juga, habis dia,” ujarnya. Baca: (Jonan Bekukan Rute AirAsia, Ada Tiga Keanehan)
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Indonesia Air Asia Sunu Widyatmoko mengatakan pihaknya akan mengevaluasi izin penerbangan rute Surabaya-Singapura yang dibekukan oleh Kementerian Perhubungan sejak Jumat, 2 Januari 2015.
Sunu menegaskan, setelah keputusan pembekuan itu keluar, pihaknya akan sepenuhnya bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dalam proses evaluasi tersebut. "Kami menunggu evaluasi," kata Sunu di Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Sabtu, 3 Januari 2015.
ANTARANEWS | URSULA FLORENE SONIA
Terpopuler
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Ulama Malaysia Haramkan Yoga dan Kopi Luwak