TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin, Suyuti Syamsul, mengatakan jenazah korban jatuhnya Air Asia QZ8501 bisa membawa banyak bakteri berbahaya. Salah satunya bakteri pemakan daging, yang perlahan-lahan bisa menghabisi daging manusia. ”Kalau manusia terkena bakteri itu, bisa mati,” kata Suyuti kepada Tempo di kantornya, Kamis, 8 Januari 2015. Sayangnya, dokter itu mengaku lupa nama ilmiah bakteri tersebut.
Menurut dia, bakteri itu bisa berpindah lewat cairan jenazah. Dia mengatakan, jika terkena kulit lalu tak dibersihkan, bakteri bisa masuk ke tubuh. Karena itu, Suyuti melanjutkan, ketika jenazah Air Asia QZ8501 tiba, petugas medis yang mengurusi identifikasi diwajibkan memakai pelindung diri lengkap: jaket dan celana parasut, masker, kacamata, sarung tangan, dan sepatu boot karet. (Baca: 3 Jenazah Korban Air Asia QZ8501 Diterbangkan ke Surabaya)
Selain bakteri berbahaya itu, ada bakteri lain yang pasti menempel pada jenazah korban insiden Air Asia QZ8501, yaitu Escherichia coli atau E. coli. Bakteri ini memang berdiam di dalam tubuh manusia. ”Jumlahnya miliaran,” ujar Suyuti. Namun jumlahnya bisa berubah jika tubuh kemasukan E.coli dari jenazah. ”Kalau jumlah E.coli terlalu banyak, manusia bisa mencret. Kalau terlalu sedikit, bisa susah mencerna,” kata Suyuti. (Baca: Jasad Korban Air Asia Dibawa ke Pelabuhan Kumai)
E-coli, menurut Suyuti, berfungsi membantu pencernaan. Tanpa bakteri itu, makanan yang dikonsumsi memerlukan waktu berhari-hari untuk dicerna. Fungsi lainnya yaitu menekan bakteri-bakteri lain yang bersifat parasit. ”Kekhawatiran kami bukan hanya bakteri E. coli yang terbawa jenazah, melainkan bakteri lain yang bahkan tak kami duga,” kata Suyuti.
MUHAMMAD RIZKI
Terpopuler:
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk pada Singapura?
Sindir ISIS, 11 Pekerja Majalah Tewas Ditembak
Jonan: Dirjen Perhubungan Udara Bubarkan Saja
10 Kartun Charlie Hebdo yang Kontroversial