TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Merabet, polisi yang ditembak mati dalam serangan Charlie Hebdo, tewas dalam aksi biadab yang dilakukan oleh dua teroris. Hal itu dikatakan saudara Ahmad, Malik Merabet. Dalam pertemuan dengan keluarga korban serangan pada Sabtu lalu, Malik menegaskan bahwa kedua pelaku penyerangan itu bukan muslim sejati. Dalam kesempatan itu pula ia mengimbau masyarakat untuk menjaga persatuan dan toleransi.
Ahmad Merabet ditembak oleh anggota kelompok militan, Cherif Kouachi dan Said Kouachi, yang menyerang kantor Charlie Hebdo setelah surat kabar asal Prancis tersebut menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Malik Merabet mengatakan tindakan teroris ini tidak merepresentasikan ajaran agama Islam. (Baca: Majalah Anti-ISIS ini Ditembaki Saat Rapat Redaksi)
Menurut Daily Mail, Ahad, 11 Januari 2015, Malik mengatakan kematian Ahmad adiknya sia-sia jika masih banyak orang yang beranggapan bahwa Islam itu ekstrem. Islam adalah agama yang damai dan penuh kasih.
"Jangan menandai orang dengan kuas sewarna, jangan membakar masjid-masjid atau sinagoga. Realitasnya, jika kalian menyerang orang-orang tidak akan menghidupkan lagi keluarga kami yang meninggal dan tidak akan memberi kelegaan kepada keluarga," kata Malik.
Ahmad Merabet tewas ditembak saat tengah berpatroli di jalan depan kantor Charlie Hebdo. Ketika itu, dua penyerang sedang melarikan diri. Ia ditembak oleh kedua teroris itu meski sudah mengangkat tangan. (Baca: Penyerang Charlie Hebdo Bawa Nama Nabi)
"Ahmad sedang berjalan ketika berhadapan langsung dengan teroris. Ia mencoba menarik senjata. Itu memang sudah tugasnya sebagai polisi," kata kolega Ahmad, Rocco Contento. Ia menggambarkan Ahmad sebagai polisi yang selalu tersenyum dan disukai banyak orang. Rocco mengatakan Ahmad merupakan orang yang mencintai pekerjaanya.
Detik-detik penembakan Ahmad tertangkap dalam rekaman video. Ia ditembak oleh salah satu penyerang di bagian perut bawah lalu jatuh ke trotoar sambil mengerang kesakitan. Kemudian ia kembali ditembak di kepala dari jarak dekat. Gambar-gambar dari video itu tersebar luas di dunia maya, dan salah satunya dipublikasikan di halaman muka satu surat kabar nasional Perancis. (Baca: Begini Solidaritas Warga Eropa untuk Charlie Hebdo)
Malik marah kepada media cetak dan online yang memuat konten grafis yang memperlihatkan penembakan saudaranya. Pemuatan rekaman itu, kata Malik, sangat menyakitkan keluarga. "Berani-beraninya kalian mengambil video ini dan menyiarkannya? Aku mendengar suaranya, aku mengenalinya, aku melihat dia dibunuh dan aku terus mendengar dia setiap hari," kata Malik.
Ia menyatakan bangga atas saudaranya yang telah mengabdi kepada kepolisian Prancis dan berguna di mata masyarakat Paris. Menurut dia, Ahmad telah mempertahankan nilai-nilai Republik, yakni kebebasan, persamaan, dan persaudaraan (liberty, equality, and fraternity). Malik juga menyatakan senang lantaran Kouachi bersaudara telah diringkus.
CORA AMYRA UQIYANUS | THE GUARDIAN
Baca berita lainnya:
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
Jonan Anulir Sanksi Maskapai, 'Siapa Yang Bodoh'
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega !