TEMPO.CO, Jakarta - Pertama kalinya, Paviliun Indonesia hadir di Ethic Food Eropa 2015. Ethnic Food Eropa selama empat hari pada 12-15 Januari 2015. Acara yang digelar setiap tahun ini, sudah memasuki tahun ke-3.
Berbagai negara memamerkan olahan hasil bumi, produk makanan jadi, maupun bumbu, dan rempah-rempah etnik. Di sinilah bertemunya pembeli dan penjual yang menjadi pintu masuk perdagangan antara negara dari berbagai belahan dunia yang bisa membantu perkembangan industri makanan dan minuman (F&B) di negara masing-masing.
Acara diselenggarakan organisator Amsterdam Rai dan menjadi bagian dari Hotel, Restaurant, Catering & Vakbeurs (HORECAVA) ini, merupakan perhelatan perdagangan food service terbesar di Belanda. Diselenggarakan di International Hall terbesar di selatan kota Amsterdam, yakni Amsterdam Rai. (Baca : Gudeg Yogya Dimasak Kering, Begini Sejarahnya)
Pada tahun ini pertama kalinya, Indonesia menjadi negara pertama dari kawasan Benua Asia dan Afrika ikut dalam perdagangan industri kuliner bergengsi tingkat internasional.
Pengunjung dapat menemukan resep inovatif dan otentik, rasa makanan sehat dan lezat, dan dapat mengetahui informasi mengenai perkembangan pasar food service terbaru sekaligus dari berbagai negara mulai dari Asia, Arab, Cina, India, Meksiko, Turki, Afrika Utara, Timur Tengah, Afro Karibia, hingga Indonesia.
Ada delapan perusahaan yang melakukan pameran yakni, membawa makanan organik dan bumbu, bumbu instan, rendang telur, suwir, teri, belut dan rendang paru. Juga ada kopi Luwak dan aneka cita rasa kopi, produk kaleng ikan tuna dan makarel, makanan ringan tradisional dan minuman kolagen.