TEMPO.CO , Jakarta:Pertumbuhan properti di sektor hunian vertikal masih menunjukkan tren positif selama 2014. Menurut analis properti dari Jones Jang Lasalle, Luke Rowe, ini disebabkan pembeli masih mempercayai kondominium sebagai alat investasi yang menguntungkan. "Kondominium kelas mewah dan atas tetap mendapat respon positif dari pasar," ungkap Luke, Rabu, 21 Januari 2015. (Baca: Ingin Menerawang Bisnis di 2015? Datang ke Sini)
Respon positif ditunjukkan dari naiknya harga kondominium di triwulan IV 2014 hingga 7,5 persen dengan penyerapan mencapai 3.975 unit. Sementara total penyerapan pasar sektor ini hanya 17.000 unit. (Baca: Investasi Apartemen Dinilai Paling Menguntungkan)
Padahal pasar properti tahun 2014 cenderung melambat. Seperti di sektor hunian ruang retail, tingkat huniannya hanya 92,4 persen, tidak jauh berbeda dibanding tahun 2013.
Perlambatan yang sama tidak jauh berbeda di sektor ruang perkantoran di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD). Pada 2014, sektor ini mencapai angka penyerapan terendah selama sepuluh tahun belakangan, yakni 48.000 meter persegi.
Tahun ini, Country Head Jones Lang Lasalle Indonesia, Todd Lauchlan, menyatakan pasar hunian rumah dan kondominium tanah air masih diminati investor. Pasalnya, pasar perumahan Indonesia di sekitat Jabodetabek masih kuat dengan ketersediaan pasokan hingga 2018 mencapai 56.000 unit. "Selama investasi perumahan masih menarik, sentimen pasar properti tahun 2015 akan membaik," ujar Todd.
ROBBY IRFANY
Terpopuler
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Nelayan Adukan Cuitan Menteri Susi ke DPR