Dinas Kesehatan Tuban empat hari yang lalu menetapkan Kecamatan Singgahan, satu dari 20 kecamatan, berstatus KLB setelah seorang warganya meninggal dan lebih dari 20 orang terjangkit demam berdarah selama Januari ini. (Baca berita sebelumnya: Tuban Tetapkan KLB Demam Berdarah)
Menurut juru bicara Pemerintah Kabupaten Tuban, Teguh Setyo Budi, anggaran Rp 1,5 miliar diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Namun jumlah ini bisa saja ditambah jika terjadi kondisi di luar dugaan. "Tapi untuk sementara anggarannya segitu," ujarnya, Senin, 26 Januari 2015.
Anggaran itu, kata dia, dibelanjakan untuk pembelian malathion (sejenis salep oles) 950 kilogram seharga Rp 190 juta, pembelian serbuk abate 900 kilogram Rp 90 juta, dan pengasapan Rp 220 juta. Jumlah itu sudah termasuk untuk di 20 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di seluruh Tuban. (Baca: KLB Demam Berdarah, Madiun Kerahkan Para Lurah)
Teguh menambahkan, pemerintah daerah cepat mengantisipasi mewabahnya demam berdarah karena penyebarannya sangat cepat. Tuban, kata dia, belajar pada pengalaman serupa pada 2010, saat Kecamatan Kota, Kecamatan Semanding, dan Palang juga dinyatakan mengalami KLB karena ada 17 warga meninggal dan 560 lainnya terjangkit. "Bupati punya atensi tinggi pada kasus ini," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Tuban Syaiful Hadi mengatakan telah mengirim penetapan KLB ini ke 20 puskesmas. Khusus Kecamatan Singgahan, yang dinyatakan KLB, Dinas Kesehatan langsung melakukan pengasapan, penyebaran bubuk abate, dan bekerja bakti massal memberantas sarang nyamuk selama satu pekan.
Menurut Syaiful, gejala-gejala terjangkit demam berdarah harus diwaspadai karena secara awam sulit diprediksi. "Sekarang ini ada perubahan masa terjangkit hingga masa kritis dibanding dulu," katanya. (Baca pula: Jawa Timur Alami 'Peak Season' Demam Berdarah)
SUJATMIKO
Berita Terpopuler:
KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?
EKSKLUSIF: Gaya Jokowi Minta Bambang KPK Dilepas
Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK
Kegiatan Christopher dan Ali Sebelum Tabrakan
Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK
Ternyata Sistem Kemudi Air Asia QZ8501 Pernah Rusak