TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia saat ini tengah berada dalam situasi darurat narkoba. Menurut dia, hampir 50 orang mati setiap hari karena narkoba.
"Bayangkan, setiap hari ada 50 generasi bangsa meninggal karena narkoba. Dalam setahun sekitar 18 ribu orang meninggal," ujarnya dalam sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Gerakan Nasional Penanganan Ancaman Narkoba dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Februari 2015.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, jumlah tersebut belum termasuk pengguna narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi. "Pengguna yang sedang menjalani rehabilitasi mencapai 4,2-4,5 juta, dan itu bukan angka yang kecil," tuturnya.
Acara ini juga dihadiri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly; Jaksa Agung M. Prasetyo; Menteri Perindustrian Saleh Husin; Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek; Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo; dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.
Menurut Jokowi, Badan Narkotika Nasional hanya mampu merehabilitasi 18 ribu pecandu narkotik per tahun. Sedangkan jumlah pecandu yang harus direhabilitasi 4,5 juta. Artinya, Jokowi melanjutkan, BNN memerlukan 200 tahun untuk merehabilitasi seluruh pecandu.
Jokowi menjelaskan, bila pemerintah tak segera bersikap tegas dalam menangani peredaran narkoba, jumlah orang muda yang terjerat narkoba akan meningkat. "Kalau kami tak punya keberanian bersikap, masalah narkoba tak akan rampung," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
GANGSAR PARIKESIT